Tampilkan postingan dengan label Kisah Hikmah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Hikmah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Juli 2023

Cinnamon Cookies, Raisya Rasa Dari Hati dan Spirit Muharram


Raisya Cookies, Rasa dari Hati


Paket dari Raisya Cookies datang hampir bersamaan dengan pergantian tahun Hijriah, 1 Muharram. Bagi saya ini semacam hadiah menarik di awal tahun. 

Paket berisi buku inspiratif, Cinnamon Cookies dan beberapa cookies  dengan aroma kayu manis yang menguar sesaat setelah paket dibuka, seketika menumbuhkan rasa senang. 

Siapa yang tak suka  menerima paket dengan kemasan yang rapi dan manis? Raisya  Cookies agaknya betul-betul melakukan semuanya dari hati. Bukankah apa-apa yang dilakukan dari hati akan sampai ke hati? 

Cinnamon Cookies dan Spirit Muharram

Sejujurnya, akhir-akhir ini saya kurang suka membaca kisah inspiratif. Ada semacam rasa bosan, atau apalah,  setiap mulai membacanya. Karena itu, meski tampilan buku  Cinnamon Cookies  sangat menarik, saya merasa butuh momen yang tepat membacanya. 

Syukurlah, momen itu tak begitu lama menunggu. Kehadiran momen pergantian tahun Islam, 1 Muharram 1445H, saya rasa saat yang tepat untuk membaca kisah inspiratif dan menikmati cookies yang tampilan dan aromanya menggoda. 
(Ssst, aroma kayu manis itu salah satu aroma kenangan yang selalu menghangatkan hati saya, tentang suatu masa di masa kanak-kanak. )

Ternyata saya keliru. 

Berbeda dengan kisah inspiratif lainnya yang berkisah dengan gaya monoton, Bunda Ata (Martha) menceritakan kisah kehidupannya dengan cara yang unik, singkat dan penuh warna. 

Tak ada kalimat-kalimat panjang yang membosankan dan menggurui. Melainkan tulisan-tulisan ringan yang -anehnya - menyentuh. 

Didukung ilustrasi yang kaya warna, kisah hidup Ata bersama Al bergulir manis. Terlalu manis, mungkin. Hingga akhirnya membuat saya terhenyak saat menyadari betapa perjalanan pernikahan mereka sudah cukup panjang, 10 tahun, hingga akhirnya Allah menitipkan hadiah istimewa. Raisya terlahir dengan kondisi berbeda. Down Syndrome. 

Kenyataan yang teramat pahit, yang harus mereka hadapi setelah penantian panjang. 

Laboratorium Kehidupan


"Seharusnya kita bersyukur kepada Allah karena setelah sepuluh tahun akhirnya kita punya anak. Jika Allah memberikan anak kepada kita yang berbeda, ya gak papa. Yuk, jadikan itu laboratorium kehidupan kita. "

Laboratorium kehidupan. 

Saya terkagum-kagum dengan reaksi Ata saat menghadapi kenyataan itu. 
Tidak mudah pastinya, namun baik Ata maupun Al berhasil berdamai dengan takdir yang Allah tetapkan atas mereka. 

(Duh, saya tak bisa berhenti membaca) 

Pada akhirnya, rasa ridho atas takdir membuat Ata dan Al berhasil melewati masa-masa awal yang sulit. Hari-hari terasa menyenangkan dengan kehadiran Raisya yang berhasil mengubah dunia Ata dan Al. 

Mereka yang semula bergerak cepat, seketika melambat atau bahkan berhenti, untuk membantu Raisya melewati tahap demi tahap perkembangan yang tak secepat anak-anak pada umumnya. Namun itu tak mengurangi rasa syukur dan bahagia di hati keduanya. 

Ata kurang suka dengan istilah down syndrome yang melekat pada anak-anak yang terlahir dengan jumlah kromosom 47.
Ia lebih suka menyebutnya trisomy 21.

Memang hanya sebuah istilah, namun memberikan efek positif bagi Ata dalam mendampingi tumbuh kembang Raisya. Membuatnya lebih mudah menemukan kelebihan yang dimiliki buah hatinya itu. 

Lalu, lagi-lagi saya terhenyak.
Al meninggal! 

Wabah Covid 19 membuat Al pergi untuk selamanya. Meninggalkan Ata dan Raisya. Membayangkan perasaan Ata membuat saya kelu. Membayangkan rasa kehilangan yang dialami Raisya membuat saya merasa pilu. 

Bagaimana mereka menjalani hari-hari yang panjang dikemudian hari tanpa kehadiran sosok suami dan ayah yang penyayang? 

Raisya Cookies, Rasa dari Hati

Raisya Cookies of Love Series, Rasa dari Hati


Kehadiran Raisya adalah salah satu sumber kekuatan Ata untuk tetap tegak menjalani hari-hari sepeninggal Al. 

Ata berusaha untuk selalu ikhlas, tanpa ujung dan menerima sepenuhnya ketetapan Allah. Berbekal keyakinan bahwa semua ketetapan Allah merupakan yang terbaik baginya, Ata melanjutkan kehidupannya bersama buah hatinya, Raisya. 

Kesukaan Raisya membuat cookies menimbulkan inspirasi bagi Ata. 
Ia mengembangkan hobi Raisya dengan harapan hal itu akan membawa manfaat bagi tumbuh kembang Raisya. 

Hingga akhirnya berdirilah Arra Cafe, tempat Raisya membuat dan menjual karyanya. Cookies lezat dengan aroma kayu manis yang pas. 

Penasaran, saya pun menggigit kukis buatan Raisya yang sudah disiapkan sebelum mulai membaca. Setiap gigitan penuh dengan rasa haru yang menyesakkan.

Namun di samping rasa haru, saya sungguh takjub, bagaimana bisa seorang anak berkebutuhan khusus, bisa menciptakan perpaduan rasa yang unik, antara rasa manis yang pas dan sensasi aroma kayu manis yang menggoda. Rasa dari hati. 

Raisya Cookies ini terasa spesial, menghangatkan hati sekaligus enak. Sungguh, teman beraktivitas yang menyenangkan.
 
Oya, Teman-teman yang penasaran dengan cookies enak dengan  rasa unik ini, bisa loh pesan di :

Raisya Cookies, Rasa dari Hati


Membaca buku Cinnamon Cookies, sambil menikmati Raisya cookies membuat haru berdesakan. Yang pada akhirnya menerbitkan rasa syukur. 

Rasa syukur yang dalam telah diberi kesempatan menyesap kisah penuh hikmah di pergantian tahun Hijriyah. Menjadi energi tambahan di awal Muharram, untuk mengarungi kehidupan di masa mendatang dengan lebih baik, mengedepankan sikap husnuzon dan ridho serta ikhlas akan takdir Allah.


Selasa, 18 Oktober 2022

Saat Kematian Menyapa, Pertolongan Allah Hadir Melalui Tim Janaiz

Kematian dan pertolongan Allah melalui Tim Janaiz

Segala yang bernyawa pasti akan merasakan  maut. Saat sakaratul maut menjemput, sudahkah kita siap? Aduhai, pembahasan tentang maut selalu membuat saya merinding. Benarlah riwayat yang mengatakan, bahwa kematian adalah sebaik-baiknya nasihat.

Bagi siapa? Tentu bagi yang masih hidup. Bagi kita yang kelak akan menjumpai titik akhir perjalanan di dunia untuk menapaki jalan menuju keabadian.

Banyak cerita-cerita menakjubkan usai berpulangnya seorang hamba kepada Pemiliknya yang sejati. Kisah-kisah kematian yang indah dengan begitu banyak amalan, baik yang disembunyikan, atau ditampakkan. Semua kebaikan itu bermunculan justru saat yang melakukannya telah meninggal. Hingga membuat kita, yang bahkan  sebelumnya tak mengenal sosoknya, dengan ringan hati melantunkan doa untuknya.

Seperti kisah Eril yang masih lekat dalam ingatan kita. Atau Koh Steven yang baru berpulang beberapa hari yang lalu. Mereka menjumpai Rabb-nya dengan membawa amalan-amalan terbaik.

Banyak lagi kisah-kisah ulama, pencari ilmu, pejuang-pejuang yang tulus yang meninggalkan  keindahan dan hikmah setelah kematian.

Begitu juga kisah-kisah getir yang memilukan. Kisah yang hanya bisa kita ambil hikmahnya sebanyak-banyaknya, agar terhindar dari hal yang tak diinginkan. 

Sekali lagi, kematian adalah nasihat terbaik. Yang memaksa kita untuk ingat akan kehidupan abadi di akhirat kelak.

Bukankah akhir hayat ditentukan oleh baik buruk amalan seseorang?

Duh, mengingat ini kerap saya mencurigai hati, mencurigai masa depan. Khawatir dan takut. Lantas diam-diam berdoa semoga Allah menganugerahi husnul khatimah pada saya dan orang-orang yang saya sayangi. Aamiin Ya Allah...

Hak Orang Yang Meninggal

Begitu banyak nasihat yang bisa kita ambil sebuah kematian. Lalu bagaimana dengan orang yang sudah meninggal? Apakah mereka masih memiliki hak ketika ruh sudah terpisah dari raga? Hak apa yang didapat setelah kematiannya?

Islam adalah agama yang indah dan sempurna. Tentu saja perihal hak ini mendapat perhatian khusus.

Hak seorang muslim yang wafat merupakan fardhu kifayah bagi umat Islam. Kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam, dan menjadi gugur manakala ada sebagian yang bersedia melakukannya. Jika tidak ada, maka berdosalah masyarakat di sekitarnya. 

Tidak sebatas datang dan mendoakan, melainkan mengurus jenazah dari membersihkan jasad, memandikan, mengafani, hingga menyolatkan dan mengantarkan hingga ke liang lahat.

Sungguh Allah Maha Adil, pahala yang dijanjikan untuk orang yang tulus membantu prosesi ini dari awal hingga akhir adalah emas seberat gunung Uhud. Masya Allah.

Dana Sumbangan Kematian

Alhamdulillah, di perumahan kami tim janaiz sudah terbentuk sejak awal. Sejak dibentuk RT dan RW serta DKM, tak lama kemudian dibentuklah badan khusus untuk mengurusi masalah kematian warga. Termasuk mengadakan pelatihan-pelatihan janaiz bagi warga perumahan.

Berawal dengan mengumpulkan dana sumbangan kematian sebesar Rp 500,00 per kepala/ bulan.

Dari uang sekecil itu ---yang bahkan tak cukup untuk membeli sebutir permen--- Pengurus Janaiz membelikan semua perlengkapan untuk keperluan janaiz. 

Ada yang menjadi perlengkapan  jangka panjang panjang, seperti : keranda,  tempat memandikan jenazah (yang dirancang khusus), handuk, kain panjang, ember besar, gunting serta kain hijab  untuk memastikan ruang pemandian jenazah betul-betul terjaga dari pandangan luar.

Adapun perlengkapan jangka pendek, berkaitan dengan kebutuhan jenazah. Seperti kain kafan, kapur barus, kayu Cendana, kapas, dan tikar. Juga shampo, sabun dan segala perintilan pengurusan jenazah.

Bahkan dari uang 500 perak itu, digunakan untuk membeli tanah makam dan memastikan jenazah diurus hingga proses pemakaman selesai. Termasuk menyediakan ambulan hingga ke makam.

Masya Allah, dari uang sekecil itu, hak jenazah ditunaikan dengan baik. Alhamdulillah.

Indahnya Guyub antar Warga

Tak berhenti hanya sampai di sana. Warga perumahan akan berbondong-bondong bertakziah. Menyatakan rasa duka cita dan menyisihkan rezekinya untuk keluarga yang ditinggalkan.

Sementara tetangga-tetangga terdekat menyediakan berbagai lauk dan memastikan keluarga yang tengah berduka tidak repot memikirkan urusan makanan, baik untuk keluarga maupun orang-orang yang mengantar hingga ke makam.

Saya rasa ini hal yang amat indah dalam kehidupan bertetangga. Salah satu hal yang amat saya syukuri menjadi bagian dari masyarakat yang guyub.

Apalagi dua tahun yang lalu, musibah itu menerpa kami. Kami kehilangan anak kedua yang sudah beranjak dewasa. Tak terbayangkan jika tidak ada tim Janaiz  dan tetangga yang ringan hati membantu. Menerima kenyataan kehilangan buah hati saja rasanya begitu hancur, apalagi harus mengurus segala macam keperluan Janaiz.

Kangen Mas Muharik, Arsyad mengunjungi makamnya.


Di balik kesedihan, saya pribadi merasakan betul pertolongan Allah melalui tim Janaiz yang begitu tulus membantu. Mereka tak mendapat balasan apapun atas jasa mereka, kecuali balasan terbaik yang sudah Allah janjikan. Insya Allah..... 

Jazakumullahu khoiron katsiro...

Semoga Allah memberikan pahala terbaik dan mewafatkan kita dalam kondisi terbaik, husnul khatimah. Sebaik-baik di penghujung waktu.

Aamiin Ya Allah.





Museum Geologi Bandung, Wisata Edukasi Murah Meriah

Museum Geologi Bandung, wisata edukasi murah meriah (dok.pri) Liburan  paling asyik jika diisi dengan acara jalan-jalan bareng keluarga. Ngg...