Tampilkan postingan dengan label Kisah dan Sosok Inspiratif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah dan Sosok Inspiratif. Tampilkan semua postingan

Jumat, 08 November 2024

Sri Chandra Nurlaili, Bangkitkan Asa Dhuafa dengan Sedekah Seribu Sehari

 

Sri Chandra Nurlaili, Bangkitkan Asa Dhuafa dengan Sedekah Seribu Sehari (Foto : IG Sri Chandra


Sri Chandra Nurlaili, perempuan asal Sumatera Barat yang akrab dengan panggilan Ummi Iis bukanlah sosok kaya raya yang bergelimang harta. Namun sosok ibu rumah tangga sederhana yang memiliki kekayaan hati yang luar biasa. Sehingga mampu menampung anak-anak terlantar dan memperlakukan mereka layaknya anaknya sendiri.

Sikap peduli terhadap dhuafa ini lahir dari pengalaman pahit di masa silam. Terlahir sebagai anak bungsu dari 6 bersaudara, dengan jalan hidup yang tak mudah, membuat hatinya mudah tersentuh dengan kebaikan yang diterimanya.

Terutama saat ia harus menemani kakaknya yang terkena kanker payudara untuk menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Achmad Mochtar  (RSAM) Bukittinggi, yang berjarak 75 km dari kediamannya di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat.

Jarak tempuh yang jauh serta proses pengobatan yang lama, membuat Ummi Iis dan kakaknya terpaksa menginap di emperan rumah sakit, atau di mushola-mushola. Tak ada sanak saudara yang dekat, uangpun terbatas. Pada saat itulah, Ummi Iis kerap merasa terharu setiap mendapat pertolongan dari orang-orang yang tak dikenalnya.

Hatinya tersentuh dengan kebaikan-kebaikan yang tak berharap balasan dari orang-orang yang merasa kasihan melihat perjuangan Ummi Iis bersama kakaknya untuk melawan kanker payudara. Ya, seperti kakaknya, Ummi Iis pun tengah merasakan sakitnya digerogoti kanker payudara, hanya saja ia memilih tidak berobat dengan jalur medis.

Perjuangan sang kakak akhirnya terhenti setelah menjalani kemoterapi selama setahun. Tapi bagi Ummi Iis, kepergian sang kakak setelah perjuangan panjang melawan kanker merupakan momentum untuk bergerak membantu masyarakat yang kurang beruntung.

Gerakan Sosial Sedekah Seribu Sehari 

Gerakan sosial Sedekah Seribu Sehari untuk dhuafa (Foto : Instagram Sri Chandra)

Pengalaman pahitnya menjadi energi yang membuatnya tergerak untuk menggagas sebuah gerakan sosial, yang bisa menyentuh berbagai kalangan untuk membantu mereka yang membutuhkan hanya dengan Sedekah Seribu Sehari (S3).

Ide sedekah seribu sehari lahir sejak September 2015 silam, tepat 3 bulan setelah kepulangan sang kakak. Pada saat yang sama ia pun bernazar hendak mewakafkan hidupnya untuk membantu sesama, khususnya kaum dhuafa  yang terkena kanker, jika Allah SWT berkenan menyembuhkan sakitnya.

Dengan kuasa Illahi, penyakit kankernya sembuh tanpa pengobatan medis.

Meski sulit dipercaya, namun beberapa hal dalam hidup ini  memang gak butuh logika kan ya? Terima saja hal itu sebagai keajaiban rezeki.  

Ummi Iis memenuhi nazarnya dengan aktif menggalang dana sosial. Menggerakkan berbagai lapisan masyarakat untuk sama-sama menolong sesama, meski hanya dengan bersedekah seribu rupiah!

Seribu rupiah yang terasa receh, menjadi kekuatan besar di tangan Ummi Iis dan rekan-rekannya. Dengan dana terkumpul ia membantu meringankan biaya pengobatan bagi pasien kanker, hingga mengirim pasien untuk berobat ke Rumah Sakit Kanker Dharmais di Jakarta.

Jika pasien kanker mendapatkan bantuan pengobatan dari BPJS Kesehatan, bantuan sedekah diberikan kepada keluarga pasien yang membutuhkan. Karena, seringkali keluarga yang mendampingi pasien tidak bisa mencari nafkah secara optimal, hingga keluarganya mengalami kesulitan yang lebih parah.

Awal mula gerakan ini dilakukan Ummi Iis dan tim relawan dengan mendatangi rumah tetangganya. Dari gerakan tersebut, terkumpullah sejumlah uang, dan berbagai kebutuhan pokok yang disalurkan kepada penerima setiap hari Jumat secara bergiliran.

Konsep menjemput sedekah dari tetangga ini membangun kepedulian antar warga. Masyarakat di sekitar tergerak untuk menolong saudara yang tengah mengalami kesulitan dengan bersedekah sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Kemudian gerakan Sedekah Seribu Sehari ini mulai dikenalkan melalui media sosial untuk mendapatkan manfaat yang lebih luas. Sehingga akhirnya dana yang terkumpul tidak hanya diperuntukkan bagi pasien-pasien kanker dan orang-orang sakit saja, melainkan juga membantu janda-janda miskin, anak yatim dan para jompo.

Gerakan sosial yang menghimpun kepedulian masyarakat ini menarik perhatian Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. Beliau memberikan penghargaan  Sri Chandra Nurlaili, atau Ummi Iis sebagai Perempuan Inspiratif di tahun 2018.

Meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards 2018 dari PT Astra International, Tbk. 

S3 Menyantuni anak yatim dan dhuafa (Foto : Instagram Sri Chandra)

Konsistensi dan kegigihan Ummi Iis mempejuangkan nasib kaum dhuafa ini juga menimbulkan rasa kagum di hati rekannya semasa sekolah di SMK, Hijrah Adi  Sukrial. Menurut Hijrah,  Sri Chandra Nurlaili merupakan sosok perempuan tangguh yang pantang menyerah dan tidak pernah mengeluh.

Lalu Hijrah secara diam-diam mendaftarkan Ummi Iis untuk mengikuti progam seleksi yang diprakarsai oleh PT Astra International, Tbk. yaitu Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards.

Penghargaan yang setiap tahunnya diberikan oleh PT Astra  International ini, didedikasikan kepada insan-insan muda, yang secara nyata memberikan kontribusi terbaiknya bagi lingkungan di sekitar, baik dalam bidang kesehatan, lingkungan, maupun ekonomi.

Upaya Hijrah membuahkan hasil. Sri Chandra Nurlaili berhasil meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards  2018, untuk kategori bidang kesehatan. Penghargaan ini memantik semangat Ummi Iis untuk terus berjuang untuk membantu meringankan beban sesamanya.

Penghargaan SIA ini juga membuat gerakan S3 menjadi kian populer dan mendapat perhatian banyak pihak. Sehingga memudahkan Ummi Iis mengumpulkan donasi dan menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan.

Bahkan ia pun pernah mendapat tawaran kerjasama untuk mendirikan rumah asuh dari sebuah yayasan. Yayasan berjanji untuk menyediakan tempat, menanggung biaya makan, biaya sekolah termasuk insentif untuk Ummi Iis. Sementara Ummi Iis berkewajiban  untuk mencari dan merawat anak-anak terlantar.  

Sayangnya kerjasama yang  terjalin selama 3 bulan itu mendadak terhenti. Tidak berkelanjutan karena pihak yayasan pergi tanpa kabar. Tinggallah Ummi Iis yang harus menghadapi dilema dengan 8 orang anak asuh yang memiliki masalah masing-masing.

Menyadari kondisi anak-anak asuhnya yang tidak beruntung, membuatnya Ummi Iis merasa tak tega. Ada anak yang mengalami keterlambatan belajar, anak yang memiliki orang tua ODGJ, bahkan ada yang mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayahnya sendiri.

Mengembalikan mereka kembali ke rumah orang tuanya, jelas bukan pilihan yang baik. Lalu ia memutuskan untuk membawa seluruh anak asuhnya ke kediamannya. Menjadikan rumah kediamannya menjadi rumah asuh.  Mendidik dan merawat mereka sebagaimana anak-anak kandungnya tanpa membeda-bedakan.

Dengan dukungan suami dan keluarga, meski pada mulanya mendapat cibiran dari tetangga, Ummi Iis yang profesi sehari-harinya sebagai praktisi pengobatan tradisional seperti bekam, batangai atau mandi uap ini tak pernah mundur. Ia percaya jalan rezeki akan selalu terbuka bagi dirinya dan anak-anak (anak kandung dan anak asuh).

Semangatnya yang tak pernah luntur untuk menyalurkan rezeki  dari orang-orang baik di sekitarnya berhasil menggugah kepedulian masyarakat. Dukungan terus mengalir untuk mereka yang membutuhkan bantuan.

Sedekah Seribu Sehari Membantu Korban Longsor dan Banjir Bandang

Bergerak membantu korban banjir bandang dan longsor (Foto : Instagram Sri Chandra)

 

Hingga kini gerakan Sedekah Seribu Sehari ini aktif memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan. Seperti ketika terjadi bencana longsor dan banjir bandang yang memutuskan jalur transportasi di kawasan Lembah Anai, antara Padang – Bukittinggi pada tanggal 11 Mei 2024 lalu.

Bencana ini menyebabkan wilayah di beberapa titik, seperti  Bukit Batabuah, Simpang Bukik, Sungai Pua Galuang, Lasi dan lainnya mengalami kesulitan  untuk mendapatkan makan, minum dan obat-obatan serta kebutuhan bayi.

Sri Chandra Nurlaili terus bergerak menghimpun kepedulian masyarakat, agar bisa membantu beban yang mendera sebagian mereka yang kurang beruntung. Kebaikan yang menularkan kebaikan hingga menggetarkan hati.

Barakallah Ummi Iis...

Percayalah, barangsiapa  menyayangi yang di bumi, maka yang di langit pun akan menyayanginya.

Sumber :

Instagram Sri Chandra Nurlaili

suarasumbar.id

Rabu, 06 November 2024

Vania Febriyantie, Ubah Lahan Tidur Jadi Lahan Subur Dengan Seni Tani

 

Vania Febriyantie, Ubah Lahan Tidur jadi Lahan Subur dengan Seni Tani (Foto : dok. Vania)  

 

Banyaknya lahan tidur di beberapa titik daerah perkotaan menimbulkan rasa gelisah di hati Vania Febriantie. Vania akrab dengan dunia pertanian sejak duduk di bangku kuliah jurusan Biologi ini memiliki  kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan di sekitarnya. Ia  merasa ‘sayang’ jika lahan subur itu menganggur begitu saja, sementara begitu banyak yang bisa dilakukan dengan tanah tersebut.

Bersama rekan-rekan yang memiliki minat yang sama dalam pertanian di Komunitas Seribu Kebun, dan seringnya diskusi dan berbagi pengetahuan serta pengalaman tentang bercocok tanam, Vania kemudian mencetuskan ide Seni Tani. Sebuah gagasan untuk mengubah lahan tidur menjadi lahan subur dan produktif.

Seni Tani, Ubah lahan Tidur Menjadi Lahan Subur nan Produktif

Ia memahami beberapa masalah yang menjadi momok dalam dunia pertanian. Seperti harga yang tidak adil, regenerasi petani yang susah, sistem pertanian yang merusak lingkungan, serta sulitnya mengakses pangan lokal yang sehat dan berkelanjutan.

Untuk itu Vania menggagas misi Seni Tani dengan poin-poin untuk menjawab permasalahan di bidang pertanian, yaitu untuk meregenerasi para petani dan memanfaatkan lahan tidur yang menganggur di perkotaan agar bisa menyediakan sumber pangan yang sehat dan dekat secara berkesimambungan.

Untuk mewujudkan misinya, Vania melakukan pendekatan pertanian yang ramah lingkungan,  alami (dengan menghindari bahan-bahan kimia yang berpotensi merusak dan mencemari lingkungan), serta melibatkan tenaga-tenaga muda potensial yang ada di perkotaan.

Kegiatan Seni Tani dan hasil tani lahan (Foto : dok. Vania)

Dikutip dari laman Green Network, Seni Tani berkomitmen untuk memperjuangkan tiga bidang utama : Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi. Dalam konteks lingkungan, Seni Tani mengubah lahan yang terbengkalai di sepanjang Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di wilayah Arcamanik, Bandung.

Di area ini, Vania melalui Seni Tani mempraktikkan urban farming dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar, dengan metode pertanian organik yang berkelanjutan. Salah satunya dengan membuat kompos yang berasal dari sampah-sampah hijau dan coklat yang ada di sekitar untuk memenuhi kebutuhan kebun organik.

Untuk menghasilkan kompos, selain berasal dari sampah hijau dan coklat, Vania juga menjalin kerja sama dengan kedai-kedai kopi di sekitarnya untuk memanfaatkan ampas kopi yang biasanya terbuang menjadi bahan kompos. Dari bahan-bahan sampah yang menjadi kompos, tanaman yang dikelola petani-petani muda binaan Seni Tani berhasil memanen sayuran hijau organik.

Aspek sosial Seni Tani, terwujud dalam bentuk regenerasi petani dengan memberikan pelatihan para pemuda dengan konsep urban farming kepada pemuda yang berada di usia produktif, namun sulit mendapatkan pekerjaan karena terbatasnya lapangan kerja, selain itu juga dengan menyediakan akses kepada pangan lokal yang berkualitas.

Sistem CSA Menjembatani Antara Produsen dan Konsumen

Sistem CSA menjembatani produsen dan konsumen agar sama-sama saling menguntungkan. (Dok.Vania) 

Untuk menjaga semangat para petani muda yang tergabung dalam Seni Tani, Vania mengenalkan sistem CSA (Community Supported Agriculture). Secara sederhana, CSA itu merupakan sistem yang menghubungkan petani kota (produsen) dengan konsumen secara transparan dan saling mendukung.

Dengan sistem pembayaran dimuka (advance payment), tentu memberikan jaminan pendapatan kepada petani muda untuk mengurangi risiko kerugian di tengah ketidakpastian ekonomi, sementara itu pihak konsumen mendapatkan kepastian ketersediaan produk tani berupa sayur segar organik secara berkelanjutan.

Lahan yang dikelola Seni Tani dibagi menjadi dua bagian. Yang masing-masing dikelola sesuai dengan fungsi dan tujuan yang berbeda. Setengah bagian digunakan untuk kebun komunal yang dikelola oleh 97 anggota komunitas yang aktif berkebun.

Setengah bagian lainnya dikelola petani muda setempat  yang memperoleh pendapatan tetap dari hasil berkebun. Dengan sistem ini, Seni Tani dapat mengoptimalkan lahan kota dan membuat penghasilan petani menjadi stabil.

Sayuran organik yang terawat  dan terjamin kualitasnya ini sudah memiliki saluran menuju konsumen melalui beberapa mitra Seni Tani dengan sistem CSA. Jadi tidak ada kekhawatiran bahwa hasil panen tidak laku dijual. Gerakan ini membantu masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan sayur hijau yang sehat di rumah masing-masing.

Bayangkan saja, hingga tahun 2023 dari  913 meter persegi lahan tidur dan terabaikan, para petani muda binaan Seni Tani mampu menghasilkan 921,75 kilogram sayuran hijau! Serta berhasil mengelola sampah organik sebanyak 9.716 kilogram menjadi 4.585 kilogram kompos.

Lahan yang semula hanya berupa lapangan rumput liar yang tak menghasilkan, disulap menjadi kebun komunal yang menyegarkan mata dan menyejukkan hati (karena menghasilkan pundi-pundi rupiah).

Meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards 2021

 

Raih penghargaan SATU Indonesia Awards  Tahun 2021

Meski pernah dipandang sebelah mata, namun ketika terjadi pandemi tahun 2020, banyak pemuda yang tertarik untuk bergabung dengan Seni Tani dan bergerak mengelola  dan menyulap lahan-lahan tidur menjadi lahan produktif.

Gerakan ini tentunya membawa pengaruh positif bagi lingkungan di sekitarnya. Tidak saja berhasil mengubah aspek lingkungan, namun juga berdampak pada sosial dengan mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan ekonomi di sekitarnya, terutama di masa pandemi Covid-19.

Maka tidak mengherankan apabila PT Astra International,Tbk. yang selalu memberikan apresiasi terhadap pemuda yang gigih memperjuangkan lingkungan di sekitarnya menuju arah yang lebih baik, memberikan penghargaan SATU Indonesia Awards 2021 kepada Vania Febriyantie sebagai pejuang tanpa pamrih.

Penghargaan ini merupakan salah satu bentuk validasi atas semua kegiatan positif yang dilakukan Vania dan Seni Tani untuk masyarakatnya.

 

Sumber :

Instagram Vania Febriyanti : @vaniavanya 

VIVA.co.id

Minggu, 03 November 2024

Mariana Yunita Hendriyani Opat, Pejuang Hak Kesehatan Reproduksi Seksual

 

 

Mariana Yunita Hendriyani Opat, Pejuang hak kesehatan reproduksi seksual 
(Foto : @tenggarantt)

Mariana Yunita Hendriyani Opat, atau akrab dipanggil Tata, amat menyadari bahwa bagi sebagian masyarakat, khususnya di Nusa Tenggara Timur, kesehatan reproduksi masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan. Membicarakan perihal reproduksi dianggap membahas hal-hal porno yang bertentangan dengan norma dan tradisi yang berlaku di masyarakat.

Namun, kenyataan di lapangan membuat Tata prihatin. Terutama yang menimpa anak-anak dan remaja yang tumbuh dalam lingkungan masyarakat miskin dan marjinal. Alangkah ngilu rasanya ketika ia menemukan fakta ada remaja yang menggunakan koran dan kardus bekas sebagai pembalut. Hal seperti ini tak pernah ia bayangkan. 

Tata juga menemukan bahwa sebagian besar dari 500 remaja di NTT tidak memiliki akses terhadap sumber informasi pendidikan seksual dan tidak adanya komunitas untuk menceritakan atau membahas pendidikan seksual pada remaja dan anak-anak. 

Akibatnya, kasus kehamilan yang tak diinginkan dan diluar nikah, serta aborsi ilegal terus terjadi di kalangan masyarakat yang marjinal. Kasus-kasus kekerasan seksual yang menimpa anak dan remaja pun menjadi catatan kelam yang tersembunyi dalam gelap, lalu lesap begitu saja. 

Rasa prihatin yang terus saja hadir, mendorong Tata untuk mendirikan Tenggara Youth Community, pada tahun 2016. Tata berharap Tenggara Youth Community ini menjadi wadah yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman untuk mengkomunikasikan berbagai isu dan memberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi remaja dan seksualitas kepada remaja secara komprehensif.

Tata mafhum, membicarakan seksualitas selalu menjadi hal yang sensitif. Orang tua dan sekolah enggan menyampaikan hal-hal penting yang berkaitan dengan kesehatan seksual pada anak dan remaja. Padahal perubahan dan perkembangan fisik yang dialami remaja kerap menimbulkan berbagai tanya dan kekhawatiran tertentu di benak mereka.  

Melalui komunitas ini, Tata ingin merengkuh remaja dan anak-anak, serta menyampaikan informasi yang mereka butuhkan, agar dapat memahami perubahan yang terjadi dalam diri mereka serta memiliki kemampuan untuk melindungi diri sendiri dari segala macam bentuk kejahatan seksual yang kerap menghampiri mereka.

Salah satu program yang diusung komunitas ini adalah Bacarita Kespro. Dengan konsep bercerita, dan metode pembelajaran yang  inovatif, dengan menggunakan alat peraga, Tata  berharap informasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi dapat lebih mudah disampaikan dan dimengerti oleh anak-anak dan remaja.  

Ia pun ingin mematahkan anggapan yang keliru, bahwa mengajarkan seksualitas itu merupakan hal yang tabu, atau sama dengan mengajarkan pornografi dan seks bebas. 

Menurut Tata dengan adanya informasi yang lengkap dan komprehensip, remaja lebih siap dengan perubahan fisik yang dialaminya, serta bisa lebih menjaga diri dari pergaulan tak sehat yang mengancam dirinya.

Bahaya kekerasan seksual selalu menjadi ancaman yang rentan terjadi pada anak-anak dan remaja. Segala bentuk pelecehan dan kekerasan seksual yang kerap diabaikan membuat banyak anak-anak dan remaja, khususnya perempuan, mengalami trauma dan kehilangan masa depannya. Tata bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, memberikan bantuan dan pendampingan. Seperti psikolog dan lembaga-lembaga lainnya. 

Dorongan dan pendampingan yang diberikan Tata dan teman-teman membuat para korban kekerasan seksual berani untuk terus melangkah dan memperjuangkan masa depannya.

Tak Melupakan Teman-Teman Disabilitas

Teman-teman disabilitas yang tak dilupakan (Foto : @tenggarantt)

Meski terasa berat, perjuangan Tata dan teman-teman melalui program Bacarita Kespro berhasil menjangkau lebih dari 4000 remaja dari 30 komunitas yang berasal dari berbagai kalangan dan jenjang sekolah. Termasuk kelompok disabilitas. 

Tata menyadari teman-teman disabilitas merupakan kelompok yang sangat rentan mendapatkan kekerasan seksual, bahkan dari lingkungan terdekat. Teman-teman yang tergabung dalam komunitas melakukan pendekatan dengan menggunakan alat peraga dan bahasa isyarat sehingga mudah dimengerti.

Gigih Memperjuangkan Hak Kesehatan Reproduksi  Seksual  (HKSR)


Gigih memperjuangkan HKSR ( Foto : @tenggarantt)


Dikutip dari laman instagram @tenggarantt, seperti yang tertuang dalam pasal 71 UU No. 36 tahun 2009, pengertian HKSR adalah "Kesehatan reproduksi seksual merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh. Tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan."

Tata menyadari kekerasan seksual yang terjadi, khususnya pada anak-anak dan perempuan kerap mendapatkan pengabaian. Para korban kebanyakan memilih diam dan memeluk erat trauma serta luka-lukanya. Hal mana pada akhirnya membuat mereka kehilangan rasa keadilan dan harapan akan masa depan yang lebih baik.

Dengan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, Tata berusaha memberikan pendampingan dan membantu memulihkan kesehatan mental dan hak seksual para korban, agar mereka kembali memiliki rasa percaya diri dan mampu menghargai diri mereka sendiri.

Mengubah Tradisi Sifon

Upaya yang dilakukan Tata dengan gigih ini berhasil mengubah sudut pandang remaja di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor. Di pulau ini ada satu tradisi sunat di Suku Atoni Meto yang berlangsung secara turun temurun, yaitu tradisi Sifon.

Tradisi Sifon ini menggunakan bambu tajam sebagai alat sunat atau pisau dapur yang telah diasah yang dilakukan oleh ahelet (juru sunat) yang mendapatkan ilmu secara turun-temurun. Tradisi ini dilakukan dengan berbagai ritual.

Salah satu bagian ritual yaitu mengharuskan laki-laki yang telah disunat untuk melakukan hubungan seksual dalam kondisi alat kelamin yang masih berada dalam masa pemulihan, yaitu 5-7 hari pasca sunat. (Ngilu dan merinding, Gaes nulis ini. Beneran… Tapi ini fakta yang harus ditulis)

Terlepas dari bisa atau tidaknya melakukan hubungan seksual, kondisi ini jelas berbahaya. Selain rentan dengan penularan penyakit seksual, juga berpotensi menularkan virus HIV, karena dilakukan dengan perempuan pekerja seks komersial. Selain itu ritual ini berpotensi mengguncang mental remaja yang disunat, baik secara psikologis, sosial dan spiritual. (Jujur, jiwa penulis sih yang nyata-nyata terguncang. Hehehe….)

Lewat Bacarita Kespro, remaja-remaja di Pulau Timor tersadarkan dan berinisiatif untuk beralih dari tradisi Sifon ke sunat medis yang lebih aman. Ini merupakan keberhasilan besar, karena mengubah tradisi yang sudah berlangsung beberapa generasi jelas bukan perkara mudah. Keberhasilan Tata bersama Tenggara Youth Community sangat layak untuk diapresiasi.

Meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards 2020

Meraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 
(Foto : @tenggarantt)

Maka tidaklah mengherankan jika penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2020  diberikan PT Astra International, Tbk kepada Mariana Yunita Hendriyani Opat untuk kategori kesehatan. Apresiasi ini diberikan khusus untuk generasi muda yang gigih memperbaiki kondisi masyarakat di sekitar untuk menjadi lebih baik.

Perjuangan Tata dan teman-teman di Tenggara Youth Community dalam mengedukasi hak kesehatan reproduksi dan seksual, serta upaya pendampingan terhadap korban-korban kekerasan seksual berhasil memberikan kontribusi positif dalam masyarakatnya.

Tata berharap apresiasi yang diberikan ini bisa memudahkan dan memperluas jejaring sosial dan komunikasi pada pihak-pihak terkait, sehingga mampu memberikan dampak yang lebih luas dan signifikan kepada masyarakat.


Referensi:

Instagram Tenggara Youth Community : @tenggarantt

https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/2786-peran-perawat-keluarga-dalam-melawan-tradisi-sifon-suku-timor-di-nusa-tenggara-timur

Rabu, 30 Oktober 2024

Justitia Avila Veda, Pejuang Keadilan bagi Korban Kekerasan Seksual Berbasis Gender

 

Justitia Avila Veda, pejuang keadilan bagi kekerasan seksual berbasis gender
(Foto : IG @advokatgender)

Bagi Justitia Avila Veda, 30 th, dunia hukum bukanlah hal yang baru. Sebagai seorang putri yang lahir dari pasangan pengacara, yang kini berprofesi menjadi notaris, perihal hukum sudah menjadi santapannya sehari-hari. Darah hukum mengalir deras di nadinya. Maka menjadi sebuah kewajaran jika ia pun memilih kuliah di jurusan hukum .

Veda pun sangat menyadari doa serta harapan kedua orang tuanya yang disematkan pada nama pertamanya, Justitia. Yang memiliki makna keadilan. Ia pun ingin menjadikan namanya sebagai value dan  moral kompas dalam kehidupannya. Yang mempengaruhi bagaimana cara ia mengambil keputusan, memperlakukan seseorang dan menghadapi sesuatu.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini mulai dikenal publik saat menawarkan bantuan konsultasi kasus kekerasan seksual lewat di akun media sosialnya. Cuitannya di Twitter Juni 2020 itu pun mendapat respon positif dan menjadi viral.

Ketertarikan Veda terhadap issue perempuan, khususnya kelompok masyarakat marjinal, sudah muncul sejak ia duduk di bangku kuliah. Sejak awat ia memilih hukum pidana sebagai jalan studinya. Pada saat itu ia mulai menyadari ada yang salah dari pernyataan “semua orang setara secara hukum”. Faktanya, tidak ada hukum yang benar-benar setara. Selalu ada perbedaan kelas, baik karena aspek gender, ekonomi, maupun disabilitas.

Fokus Pada Kasus Kekerasan Seksual Berbasis Gender

Berjuang bersama KAKG ( Foto : IG @advokatgender)

Kekerasan seksual memang selalu menjadi issue yang sensitif. Kebanyakan para korban maupun pihak keluarga memilih untuk bungkam, apalagi bila berkaitan dengan masalah ekonomi. Tawaran Veda, menjadi angin segar yang membawa harapan baru bagi para korban yang selama ini terabaikan, hidup dalam ketakutan  dan  trauma yang mendalam.

Seperti yang dikutip dari KumparanNews, menurut Veda, tweet -nya itu berhasil membuka sebuah kotak pandora terhadap berbagai macam jenis kekerasan seksual di tanah air. Mulai dari pencabulan hingga pemerkosaan yang terjadi di institusi keagamaan maupun sekolah.

Animo yang besar dari masyarakat dan banyaknya aduan kasus kekerasan seksual yang diterima Veda, khususnya yang berasal dari kelompok masyarakat marjinal, membuat Veda merasa prihatin dan tergugah untuk bisa memberikan bantuan hukum yang lebih baik dan lebih luas.

Membentuk Kolektif Advokat untuk Keadilan Gender (KAKG)

Pada bulan November 2020, Veda memutuskan untuk membentuk badan konsultasi hukum secara kolektif yang bersifat transparan, yang dinamakan Kolektif Advokat untuk Keadilan Gender (KAKG). Bantuan hukum ini terikat dalam kode etik profesi dan kode etik advokat.

Meskipun merupakan layanan hukum pro bono, KAKG memiliki visi memberikan layanan hukum dari awal sampai akhir sampai selesai.

Veda mengakui penangan kasus kekerasan seksual bisa dibilang berat. Adanya trauma dan ketidakberdayaan yang dialami korban ketika mengalami peristiwa itu. Di samping itu, ada tantangan lain berupa intimidasi terhadap korban saat hendak melaporkan kasus yang dialaminya. Begitu juga dengan adanya stigma buruk yang kerap menimpa korban, serta kemampuan mental dan finansial yang masih lemah.

Untuk memudahkan masyarakat yang ingin mengajukan  pengaduan, KAKG menyediakan formular pengaduan dapat di akses melalui bio Instagram @advokatgender. Sehingga tim KAKG dapat segera menindaklanjuti dan memberikan bantuan yang diperlukan.

Untuk menunjukkan komitmennya dalam mendampingi masyarakat yang membutuhkan bantuan hukum, KAKG membuka layanan hotline beroperasi setiap hari Senin hingga Jumat, dari pukul 08.00-18.00 WIB. Sementara untuk layanan email tersedia 24 setiap hari, termasuk hari libur nasional.

Melalui @advokatgender memberikan infomasi dan tips

Selain menyediakan layanan hukum kepada korban kekerasan gender, melalui Instagram @advokatgender, KAKG memberikan berbagai informasi dan tips untuk mencegah atau how to do apabila telah terjadi kasus pelecehan atau tindak kekerasan.

KAKG membagi empat kelompok masyarakat marjinal yang menjadi prioritas penanganan kekerasan seksual, yaitu :

  • Anak dan kelompok yang secara ekonomi termarjinalkan
  • Kelompok minoritas gender dan minoritas seksual
  • Kelompok dengan kerentanan tertentu, seperti pengungsi
  • Kelompok penyandang disabilitas

Sejak tahun 2020 hingga 2023, KAKG telah menerima 465 aduan, lebih dari setengahnya telah mendapatkan pendampingan bantuan hukum. Yang menyedihkan, dari ratusan laporan yang masuk, ada juga laporan kekerasan yang dialami anak-anak yang masih duduk Sekolah Dasar (SD), bahkan Taman Kanak-kanak (TK).

Saat melakukan pendampingan, Vega menegaskan bahwa tugas pengacara adalah memberikan informasi, baik sisi positif maupun negatifnya. Kemudian memberikan saran/nasihat kepada korban, bukan untuk mengambil Keputusan.

Karena Veda sangat memahami bahwa rasa keadilan itu bersifat personal. Keadilan bagi seseorang belum tentu juga adil bagi yang lain. Artinya keadilan merupakan konsep yang tidak memiliki standar.

“Keadilan buat orang lain bisa jadi adil dengan melihat pelakunya di penjara. Keadilan bagi orang lain bisa juga dengan pelakunya membayar ganti rugi, atau keadilan juga dengan pelakunya dihukum mati,” ujarnya seperti yang dikutip dalam sebuah wawancara bersama Kumparan.

Meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2022

Meraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2022 (Foto : IG @advokatgender)

Perjuangan Veda, baik sebagai advokat maupun pemimpin yang berhasil menciptakan perubahan nyata, bagi korban kekerasan berbasis gender, mengantarkannya pada penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia tahun 2022 dari PT Astra International Tbk.

Apresiasi yang diterima advokat muda  yang meraih gelar Master of Laws ((LL.M)  di University of Chicago Law School pada tahun 2022 ini, merasa mendapatkan validasi atas semua perjuangan yang dilakukannya bersama tim. Selain merasa dihargai, Veda juga mengakui apresiasi dari PT Astra ini meningkatkan perhatian dan kepercayaan publik hingga ke daerah-daerah.

Terima kasih Justitia Avila Veda, sudah menjadi salah satu jalan bagi tegaknya keadilan bagi kaum marjinal. Terus semangat ya...


Referensi : 

Instagram @advokatgender

https://m.kumparan.com/kumparannews/keadilan-bukan-sekadar-nama-kisah-justitia-avila-veda-melawan-kekerasan-seksual-21DDTXz25Cm/4 

Senin, 28 Oktober 2024

Siti Salamah, Mengolah Sampah Meningkatkan Kualitas Para Pemulung

 

Siti Salamah, Mengolah sampah meningkatkan kualitas para pemulung (Foto: Dok. SATU Indonesia)

Sampah selalu menjadi persoalan klasik hampir  di semua daerah. Tumpukan sampah menjadi pemandangan yang tak asing kita dijumpai. Tingginya penggunaan plastik menjadi salah satu pemicu menggunungnya sampah di tempat-tempat penampungan sampah.

Dari Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2023 mencatat timbunan sampah di 367 kabupaten/kota se-Indonesia sebanyak 38,3 juta ton/tahun. Penanganan sampah per kabupaten/kota hanya 48% atau sekitar 18,4 juta ton/tahun. Sampah tidak terkelola sebanyak 14,7 juta ton/tahun. Bandingkan dengan tahun 2022, sampah yang belum terkelola ‘hanya’ 7,2 ton/tahun.  Miris ya…

Siti Salamah, salah satu aktivis sosial yang resah melihat fenomena ini. Ia memikirkan bagaimana caranya mengurangi sampah, khususnya limbah plastik agar bumi bisa bernapas dengan baik. Karena, persoalan sampah bukan hanya masalah pemerintah, melainkan masalah bersama.

Faktanya, masyarakat seolah tak peduli dengan menggunungnya limbah plastik. Sedikit sekali anggota masyarakat yang peduli terhadap sampah plastik, dari yang sedikit itu, salah satunya adalah pemulung. Itu pun lebih karena faktor ekonomi.

Keprihatinannya kian menjadi saat menyadari keberadaan pemulung tidak pernah dihargai oleh masyarakat. Pemulung menjadi warga tersisih dalam lingkungan. Padahal menurutnya, aktifitas yang dilakukan pemulung sangat membantu dalam menangani membludaknya sampah-sampah plastik, baik yang ada di lingkungan perumahan, maupun di tempat penampungan sampah.

Pemulung memilah sampah plastik lalu memanfaatkan sampah tersebut dengan menjualnya ke pengepul untuk didaur ulang, sehingga menjadi bahan yang memiliki nilai manfaat bagi manusia. Aktivitas pemulung inilah yang membuat Siti Salamah menyematkan pemulung sebagai pahlawan yang tak terlihat.

Kepedulian Siti Salamah Terhadap Para Pemulung



Meningkatkan taraf hidup pemulung (Foto : FB Siti Salamah)

Sebagai perempuan yang tumbuh dengan rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, Siti Salamah ingin membantu para pemulung untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Maka, sejak tahun 2015, Siti aktif melalukan pembinaan-pembinaan kepada para pemulung di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Tangerang Selatan, Banten.

Dalam pembinaan tersebut Siti fokus pada masalah yang ada di kampung pemulung. Mulai dari masalah ekonomi, sosial dan pendidikan. Karena masalah tersebut tidak bisa dipisahkan, namun saling mempengaruhi satu sama lainnya.


Waste Solution Hub

Melakukan pembinaan kepada para pemulung (Foto : FB Siti Salamah)


Pada tahun 2018, Siti mulai membangun WasteHub (Waste Solution Hub) untuk lebih meningkatkan pemberdayaan pemulung dan pengelolaan lingkungan. WasteHub, yang digagas Siti merupakan kewirausahaan  sosial yang berfokus pada pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah urban, dengan pendekatan sistem teknologi terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak.

Dalam aktivitasnya Siti memberikan berbagai keterampilan yang dimilikinya, agar para pemulung  bisa meningkatkan nilai jual sampah plastik yang dikumpulkannya, dengan tidak menjual satu ke pengepul.

Selain itu, dengan keterampilan yang diajarkannya para pemulung binaannya bisa mengolah sampah plastik menjadi bahan baku untuk menghasilkan barang yang bermanfaat dan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi. Untuk memudahkan pemasaran, Siti membantu memperluas jaringan para pemulung.

Selain meningkatkan taraf hidup, Siti juga membantu meningkatkan pendidikan bagi anak-anak para pemulung, baik dengan pendidikan agama maupun  dengan memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak yang putus sekolah di kampung pemulung.

Produk daur ulang WasteHub ( Foto: FB Siti Salamah)


Melalui WasteHub langkah Siti Salamah semakin  mantap. Bersama pemulung binaannya, Siti mulai memberikan edukasi kepada warga sekitar untuk memilah sampah-sampah rumah tangga. Sampah yang sudah dipilah, dikumpulkan dan ditimbang untuk kemudian dijual. Hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial yang ada dalam kegiatan lapak pemulung WasteHub.

Jangan salah, aktivitas warga yang sederhana ini, ketika pandemi lalu mampu menghasilkan 3000 paket sembako untuk dibagikan kepada para pemulung yang ada di Jabodetabek, bahkan hingga ke Pandeglang. Luar biasa, kan?


Meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards 2021

Meraih penghargaan SATU Indonesia Awards Tahun 2021 (Foto : Dok. ASTRA)


Tidak mengherankan jika Siti dan kawan-kawan kemudian meraih penghargaan SATU Indonesia Awards tahun 2021 di bidang lingkungan dari PT. ASTRA International, yang selalu memberikan apresiasi kepada anak-anak muda yang gigih berjuang untuk memberikan kontribusi terbaik di tengah masyarakatnya.

Hingga saat ini lebih dari 171 sukarelawan turut berpartisipasi dalam WasteHub. Sudah memberdayakan  sebanyak 1.222 pemulung di wilayah Tangerang. Tidak sedikit dari pemulung itu yang dijadikan pembicara dan mentor bagi para relawan komunitas yang ingin belajar memilah dan mengolah limbah sampah, dan dibayar secara professional.

Gerakan WasteHub dalam memberdayakan para pemulung ini akan terus digaungkan Siti. Agar target memiliki 10.000 pemulung  dan meningkatkan pendapatan pemulung sebesar 100%, serta mengelola 1.000 ton sampah per hari dapat terpenuhi.

Siti pun berharap, dengan WasteHub, target menghasilkan  lebih dari 1.000 produk daur ulang, dan mengembangkan 10 area pusat daur ulang di seluruh Indonesia.

Semangat, Siti. Semoga langkah kebaikan ini menciptakan beribu-ribu kebaikan lainnya.

 

 

Referensi :

https://sipsn.menlhk.go.id/sipnsn/

https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/penggerak-sistem-pengelolaan-sampah-terintegrasi-berbasis-teknologi/  

 





Museum Geologi Bandung, Wisata Edukasi Murah Meriah

Museum Geologi Bandung, wisata edukasi murah meriah (dok.pri) Liburan  paling asyik jika diisi dengan acara jalan-jalan bareng keluarga. Ngg...