 |
Sri Chandra Nurlaili, Bangkitkan Asa Dhuafa dengan Sedekah Seribu Sehari (Foto : IG Sri Chandra
|
|
Sri Chandra Nurlaili,
perempuan asal Sumatera Barat yang akrab dengan panggilan Ummi Iis bukanlah
sosok kaya raya yang bergelimang harta. Namun sosok ibu rumah tangga sederhana
yang memiliki kekayaan hati yang luar biasa. Sehingga mampu menampung anak-anak
terlantar dan memperlakukan mereka layaknya anaknya sendiri.
Sikap peduli terhadap
dhuafa ini lahir dari pengalaman pahit di masa silam. Terlahir sebagai anak
bungsu dari 6 bersaudara, dengan jalan hidup yang tak mudah, membuat hatinya
mudah tersentuh dengan kebaikan yang diterimanya.
Terutama saat ia harus
menemani kakaknya yang terkena kanker payudara untuk menjalani kemoterapi di
Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM)
Bukittinggi, yang berjarak 75 km dari kediamannya di Kabupaten Tanah Datar,
Sumatera Barat.
Jarak tempuh yang jauh
serta proses pengobatan yang lama, membuat Ummi Iis dan kakaknya terpaksa
menginap di emperan rumah sakit, atau di mushola-mushola. Tak ada sanak saudara
yang dekat, uangpun terbatas. Pada saat itulah, Ummi Iis kerap merasa terharu
setiap mendapat pertolongan dari orang-orang yang tak dikenalnya.
Hatinya tersentuh
dengan kebaikan-kebaikan yang tak berharap balasan dari orang-orang yang merasa
kasihan melihat perjuangan Ummi Iis bersama kakaknya untuk melawan kanker payudara. Ya,
seperti kakaknya, Ummi Iis pun tengah merasakan sakitnya digerogoti kanker
payudara, hanya saja ia memilih tidak berobat dengan jalur medis.
Perjuangan sang kakak
akhirnya terhenti setelah menjalani kemoterapi selama setahun. Tapi bagi Ummi
Iis, kepergian sang kakak setelah perjuangan panjang melawan kanker merupakan
momentum untuk bergerak membantu masyarakat yang kurang beruntung.
Gerakan Sosial Sedekah Seribu Sehari
 |
Gerakan sosial Sedekah Seribu Sehari untuk dhuafa (Foto : Instagram Sri Chandra)
|
Pengalaman pahitnya
menjadi energi yang membuatnya tergerak untuk menggagas sebuah gerakan sosial,
yang bisa menyentuh berbagai kalangan untuk membantu mereka yang membutuhkan
hanya dengan Sedekah Seribu Sehari (S3).
Ide sedekah seribu
sehari lahir sejak September 2015 silam, tepat 3 bulan setelah kepulangan sang
kakak. Pada saat yang sama ia pun bernazar hendak mewakafkan hidupnya untuk
membantu sesama, khususnya kaum dhuafa yang terkena kanker, jika Allah SWT berkenan
menyembuhkan sakitnya.
Dengan kuasa Illahi,
penyakit kankernya sembuh tanpa pengobatan medis.
Meski
sulit dipercaya, namun beberapa hal dalam hidup ini memang gak butuh logika kan ya? Terima saja
hal itu sebagai keajaiban rezeki.
Ummi Iis memenuhi
nazarnya dengan aktif menggalang dana sosial. Menggerakkan berbagai lapisan
masyarakat untuk sama-sama menolong sesama, meski hanya dengan bersedekah
seribu rupiah!
Seribu rupiah yang
terasa receh, menjadi kekuatan besar di tangan Ummi Iis dan rekan-rekannya.
Dengan dana terkumpul ia membantu meringankan biaya pengobatan bagi pasien
kanker, hingga mengirim pasien untuk berobat ke Rumah Sakit Kanker Dharmais di
Jakarta.
Jika pasien kanker
mendapatkan bantuan pengobatan dari BPJS Kesehatan, bantuan sedekah diberikan
kepada keluarga pasien yang membutuhkan. Karena, seringkali keluarga yang
mendampingi pasien tidak bisa mencari nafkah secara optimal, hingga keluarganya
mengalami kesulitan yang lebih parah.
Awal mula gerakan ini
dilakukan Ummi Iis dan tim relawan dengan mendatangi rumah tetangganya. Dari
gerakan tersebut, terkumpullah sejumlah uang, dan berbagai kebutuhan pokok yang
disalurkan kepada penerima setiap hari Jumat secara bergiliran.
Konsep menjemput
sedekah dari tetangga ini membangun kepedulian antar warga. Masyarakat di
sekitar tergerak untuk menolong saudara yang tengah mengalami kesulitan dengan
bersedekah sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kemudian gerakan
Sedekah Seribu Sehari ini mulai dikenalkan melalui media sosial untuk
mendapatkan manfaat yang lebih luas. Sehingga akhirnya dana yang terkumpul
tidak hanya diperuntukkan bagi pasien-pasien kanker dan orang-orang sakit saja,
melainkan juga membantu janda-janda miskin, anak yatim dan para jompo.
Gerakan sosial yang
menghimpun kepedulian masyarakat ini menarik perhatian Gubernur Sumbar Irwan
Prayitno. Beliau memberikan penghargaan Sri Chandra Nurlaili, atau Ummi Iis sebagai
Perempuan Inspiratif di tahun 2018.
Meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards 2018 dari PT Astra International, Tbk.
 |
S3 Menyantuni anak yatim dan dhuafa (Foto : Instagram Sri Chandra)
|
Konsistensi dan
kegigihan Ummi Iis mempejuangkan nasib kaum dhuafa ini juga menimbulkan rasa
kagum di hati rekannya semasa sekolah di SMK, Hijrah Adi Sukrial. Menurut Hijrah, Sri Chandra Nurlaili merupakan sosok
perempuan tangguh yang pantang menyerah dan tidak pernah mengeluh.
Lalu Hijrah secara diam-diam
mendaftarkan Ummi Iis untuk mengikuti progam seleksi yang diprakarsai oleh PT
Astra International, Tbk. yaitu Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia
Awards.
Penghargaan yang setiap
tahunnya diberikan oleh PT Astra International ini, didedikasikan kepada
insan-insan muda, yang secara nyata memberikan kontribusi terbaiknya bagi
lingkungan di sekitar, baik dalam bidang kesehatan, lingkungan, maupun ekonomi.
Upaya Hijrah membuahkan
hasil. Sri Chandra Nurlaili berhasil meraih Penghargaan SATU Indonesia
Awards 2018, untuk kategori bidang
kesehatan. Penghargaan ini memantik semangat Ummi Iis untuk terus berjuang
untuk membantu meringankan beban sesamanya.
Penghargaan SIA ini juga
membuat gerakan S3 menjadi kian populer dan mendapat perhatian banyak pihak.
Sehingga memudahkan Ummi Iis mengumpulkan donasi dan menyalurkan kepada pihak
yang membutuhkan.
Bahkan ia pun pernah mendapat
tawaran kerjasama untuk mendirikan rumah asuh dari sebuah yayasan. Yayasan
berjanji untuk menyediakan tempat, menanggung biaya makan, biaya sekolah
termasuk insentif untuk Ummi Iis. Sementara Ummi Iis berkewajiban untuk mencari dan merawat anak-anak terlantar.
Sayangnya kerjasama
yang terjalin selama 3 bulan itu
mendadak terhenti. Tidak berkelanjutan karena pihak yayasan pergi tanpa kabar.
Tinggallah Ummi Iis yang harus menghadapi dilema dengan 8 orang anak asuh yang
memiliki masalah masing-masing.
Menyadari kondisi
anak-anak asuhnya yang tidak beruntung, membuatnya Ummi Iis merasa tak tega.
Ada anak yang mengalami keterlambatan belajar, anak yang memiliki orang tua
ODGJ, bahkan ada yang mengalami kekerasan seksual yang dilakukan oleh ayahnya
sendiri.
Mengembalikan mereka kembali
ke rumah orang tuanya, jelas bukan pilihan yang baik. Lalu ia memutuskan untuk
membawa seluruh anak asuhnya ke kediamannya. Menjadikan rumah kediamannya
menjadi rumah asuh. Mendidik dan merawat
mereka sebagaimana anak-anak kandungnya tanpa membeda-bedakan.
Dengan dukungan suami
dan keluarga, meski pada mulanya mendapat cibiran dari tetangga, Ummi Iis yang
profesi sehari-harinya sebagai praktisi pengobatan tradisional seperti bekam,
batangai atau mandi uap ini tak pernah mundur. Ia percaya jalan rezeki akan
selalu terbuka bagi dirinya dan anak-anak (anak kandung dan anak asuh).
Semangatnya yang tak
pernah luntur untuk menyalurkan rezeki dari orang-orang baik di sekitarnya berhasil
menggugah kepedulian masyarakat. Dukungan terus mengalir untuk mereka yang
membutuhkan bantuan.
Sedekah Seribu Sehari Membantu Korban Longsor dan Banjir Bandang
 |
Bergerak membantu korban banjir bandang dan longsor (Foto : Instagram Sri Chandra)
|
Hingga kini gerakan
Sedekah Seribu Sehari ini aktif memberikan bantuan kepada masyarakat yang
membutuhkan. Seperti ketika terjadi bencana longsor dan banjir bandang yang
memutuskan jalur transportasi di kawasan Lembah Anai, antara Padang –
Bukittinggi pada tanggal 11 Mei 2024 lalu.
Bencana ini menyebabkan
wilayah di beberapa titik, seperti Bukit
Batabuah, Simpang Bukik, Sungai Pua Galuang, Lasi dan lainnya mengalami
kesulitan untuk mendapatkan makan, minum
dan obat-obatan serta kebutuhan bayi.
Sri Chandra Nurlaili
terus bergerak menghimpun kepedulian masyarakat, agar bisa membantu beban yang
mendera sebagian mereka yang kurang beruntung. Kebaikan yang menularkan
kebaikan hingga menggetarkan hati.
Barakallah Ummi Iis...
Percayalah, barangsiapa menyayangi yang di bumi, maka yang di langit
pun akan menyayanginya.
Sumber :
Instagram Sri Chandra
Nurlaili
suarasumbar.id