Cerpen lokalitas (Foto : Unsplash) Jika saja Anggita tahu, ujung dari sebuah pelarian hanya akan menimbulkan luka yang baru, mungkin ia akan bertahan di kota kelahirannya. Mencoba bersabar setiap kali rintik hujan menoreh hatinya. Bukankah apa yang tidak bisa membunuhmu hanya akan menjadikanmu lebih kuat? Ia pernah membacanya, namun abai untuk mempercayainya. Hari-hari setelah kedatangan Sadine di tanah persembunyiannya ini membuat Kepulauan Raja Ampat kehilangan pesona. Tak ada lagi langit biru terang, yang menenangkan hati. Tak ada debur ombak yang meluruhkan keluhnya. Kedatangan perempuan itu membawa gemuruh luka yang membuat jiwanya luluh lantak. Ia hampir melupakan Dion yang meninggalkannya demi perempuan pemilik lesung pipi yang indah itu. Ia baru saja ingin melupakan masa lalunya, ketika hujan mengirim mimpi buruk itu ke tempat ini. Mengapa? Pertanyaan itu membelenggunya. Menimbulkan nyeri yang menyesakkan. Ia menghirup udara dalam-dalam. Berharap aroma laut yang lamat
Segala hal memerlukan ruang untuk menjadi lebih baik. Atau hanya sekadar menyimpan jejak yang tertinggal di masa lalu