Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label IndiHome Blog Competition 2022

Senyum Yang Terbit di Pulau Salawati

  Cerpen lokalitas (Foto : Unsplash) Jika saja Anggita tahu, ujung dari sebuah pelarian hanya akan menimbulkan luka yang baru, mungkin ia akan bertahan di kota kelahirannya. Mencoba bersabar setiap kali rintik hujan menoreh hatinya. Bukankah apa yang tidak bisa membunuhmu hanya akan menjadikanmu lebih kuat? Ia pernah membacanya, namun abai untuk mempercayainya. Hari-hari setelah kedatangan Sadine di tanah persembunyiannya ini membuat Kepulauan Raja Ampat kehilangan pesona. Tak ada lagi langit biru terang, yang menenangkan hati. Tak ada debur ombak yang meluruhkan keluhnya. Kedatangan perempuan itu membawa gemuruh luka yang membuat jiwanya luluh lantak. Ia hampir melupakan Dion yang meninggalkannya demi perempuan pemilik lesung pipi yang indah itu. Ia baru saja ingin melupakan masa lalunya, ketika hujan mengirim mimpi buruk itu ke tempat ini. Mengapa? Pertanyaan itu membelenggunya. Menimbulkan nyeri yang menyesakkan. Ia menghirup udara dalam-dalam. Berharap aroma laut yang lamat

Bisnis Kuliner Online, Solusi Tepat di Masa Sulit

  Bisnis kuliner online perlu jaringan internet yang kuat (Foto : Fixabay) Tak ada yang betul-betul buruk sebetulnya dalam kehidupan ini. Bahkan pada titik terburuk pun, selalu terselip banyak hikmah dan kebaikan di dalamnya. Kita, hanya, seringkali tidak menyadarinya. Dua tahun lalu, contohnya, saat wabah Corona menerjang, kondisi keuangan keluarga kami terkoreksi besar-besaran. Kondisi itu bertambah buruk saat anak kedua saya sakit, lalu pergi untuk selamanya. Saya terpukul, pastinya. Tak ada seorang ibu pun yang sanggup ditinggal buah hati yang mendiami puncak hatinya. Anak,  sekaligus sahabat dan harapan di masa depan. Saya merasa patah hati sejadi-jadinya. Jika bisa berkubang dalam kesedihan, maka itulah yang akan saya lakukan sepanjang hari. Namun, itu sungguh tak adil bagi anak-anak yang lainnya. Bukankah mereka pun sama berharganya? Dan mereka membutuhkan ibu yang sehat dan bahagia. Mau tidak mau, saya harus menyingkirkan air mata di hadapan mereka. Sungguh, itu bukanlah

Disleksia Bukanlah Kekurangan, Melainkan Anugerah

  Anak disleksia itu biasanya kreatif dan pantang menyerah (Foto Fixabay) Setiap anak itu unik. Betapa saya sangat memahami kalimat ini. Menjadi ibu dari 7 orang anak,di mana, tak satu pun di antara mereka memiliki kesamaan, baik secara fisik, hobi maupun kebiasaan, mau tidak mau membuat saya terus belajar. Mereka lahir dan tumbuh dengan keunikannya masing-masing. Membawa cerita yang tak sama, meski terlahir dari rahim yang sama. Meski darah yang mengaliri mereka berasal dari darah yang sama. Mereka betul-betul berbeda. Salah satu yang paling unik di antaranya adalah Zidna. Awal menyadari kehadirannya bersemayam dalam rahim saja sudah membuat saya terkejut setengah mati. Karena kakaknya, anak ke-5, baru berusia 10 bulan ketika itu, dan saya sama sekali belum menstruasi sejak melahirkannya. Cacar di Trisemester Pertama Belum lewat rasa kaget saya, pada trimester pertama kehamilan, wabah cacar menyerang anak-anak. Semua kena, termasuk saya, hanya suami yang tidak. Dokter menyar