Langsung ke konten utama

3 Waktu Yang Tepat Mencabut Gigi Susu Anak

 


Beberapa pekan yang lalu saya mengajak anak-anak ke puskesmas untuk mencabut gigi-gigi susu mereka. Mom tentu sudah  mengetahui,  bahwa gigi susu merupakan gigi sementara yang akan mengalami pergantian dengan gigi permanen atau gigi dewasa.

Gigi susu ini tumbuh pada anak yang berusia antara 6 hingga 2 tahun. Dan ketika anak berusia antara 6-7 tahun gigi seri dewasanya akan tumbuh dan berakhir ketika gigi geraham dewasa tumbuh  di antara usia 12-13 tahun.

Peralihan antara gigi susu dan gigi dewasa yang bersifat permanen mau tidak mau harus melalui proses tanggalnya gigi susu untuk memberi ruang bagi perumbuhan gigi dewasa.Tidak semua anak senang menghadapi peristiwa ‘penting’ ini. Terutama bila harus melakukannya di ruang dokter g:igi dengan aneka peralatan yang tampak menakutkan.

Tetapi, mau tak mau, setiap anak akan mengalami peristiwa tak terelakkan ini : “cabut gigi”. Terasa horor pastinya ya? Begitu juga yang dialami Zidna,  Arsyad dan Rabbani. Mereka dengan wajah tegang memasuki ruang prakter gigi. Baca juga :Jangan Takut Cabut Gigi di Puskesmas

Ternyata tidak semua anak bisa dicabut gigi susunya, seperti yang dialami Arsyad dan Rabbani. Tetapi Zidna tidak. Ternyata ada waktu yang tepat untuk mencabut gigi. 

Jadi, kapankah saat yang tepat untuk mencabut gigi susu anak?

1. Gigi goyang

Apa bila anak mengalami gigi susu yang goyang, itu pertanda gigi tersebut harus segera dicabut. Ketika menghadapi situasi seperti ini, Mom tidak perlu panik dan terburu-buru membawa anak ke dokter gigi. Kita bisa meminta pendapat anak, apakah ingin segera dibawa ke dokter,  atau berilah waktu agar gigi tersebut copot secara alami dan tidak menimbulkan trauma pada anak.

Bila kondisi gigi dan mulut secara keseluruhan aman, dan tinggal sedikit yang menempel, kita bisa kok membantu mencopot gigi tersebut dengan menggunakan kapas dingin.
Akan tetapi bila hanya goyang sedikit, seperti yang dialami Arsyad kemarin, dan ia mengeluh  saat makan, maka saya memilih membawanya ke dokter gigi..

2. Gigi Kesundulan 

Berbeda dengan Arsyad, gigi  dewasa Rabbani sudah tumbuh, sementara gigi susunya masih menempel dengan kuat. Gigi kesundulan ini pun menjadi alasan yang tepat untuk mencabut gigi susu anak, agar gigi dewasa tumbuh dengan baik pada tempatnya.

3. Gigi Abses

Melihat gigi anak yang kehitaman, kita tentu gregetan dan ingin segera mencabutnya, akan tetapi dokter gigi di puskesmas kemarin, tidak mau mencabut gigi Zidna yang kehitaman. karena  tidak goyang dan tidak ada masalah saat mengunyah makanan..

Menurut dokter, gigi dewasa Zidna belum siap tumbuh, dan masih membutuhkan gigi susu sebagai pemandu keluarnya gigi dewasa. Agar kelak gigi dewasa tumbuh rapi dan teratur. Gigi susu anak baru bisa dicabut jika gigi berlubang, sering mengalami bengkak dan mengganggu kenyamanan saat mengunyah, maka menghilangkan gigi abses lebih diutamakan. 

Nah, jadi tidak semua gigi susu yang hitam bisa kita cabut, ya, Mom. Dan, jangan lupa menjaga kebersihan gigi saat selesai makan dan sebelum tidur. Semoga artikel ini bermanfaat yaa...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak