Apa boleh buat, liburan kali ini ternyata harus kami lewati di rumah
saja. Diawali dengan demam tinggi yang menyerang Arsyad, dan diakhiri
dengan sakit dialami suami saya akibat kekurangan kalium yang
menyebabkan tubuhnya mengalami kelumpuhan total yang bersifat sementara (periodical paralysis)
Antara sedih dan lucu melihatnya.
Bayangkan, untuk membalikkan telapak tangan saja ia memerlukan perjuangan besar. Apalagi menggaruk bagian tubuh yang terasa gatal--itu pasti menjadi sebuah kemewahan baginya.
Lucu, karena biasanya upaya itu berujung pada kesia-siaan dan berakhir pada ucapan memelas : "tolong dong garukin kening sebelah kiri."
Kondisi ini tidak terlalu mengejutkan bagi saya sekarang, meski tetap khawatir. Namun setidaknya pengalaman mendampingi suami yang memiliki penyakit unik membuat saya lebih tangguh daripada 7 tahun silam.
Kalium dan Kelumpuhan
Apa sih hubungan kalium dengan kelumpuhan? Mungkin kita lebih familiar dengan kata kalsium, yang kita tahu amat penting bagi pertumbuhan dan kekuatan tulang bagi tubuh kita. Namun kalium, apa manfaatnya bagi tubuh?
Sejujurnya, saya juga baru 'ngeh' manfaat kalium setelah suami saya diserang oleh penyakit aneh yang mengkhawatirkan sekitar 7 tahun lalu. Dimulai dengan munculnya rasa pegal pada sendi-sendi yang kemudian diikuti dengan kegagalan urat syaraf untuk memberi perintah pada anggota tubuh.
Hal ini tentu saja mengkhawatirkan. Saya khawatir suami mengalami kelumpuhan permanen seperti yang dialami oleh Alm. Pepeng. Begitu juga kekhawatiran lain yang muncul akibat ketidaktahuan kami akan penyakit yang menyerang suami.
Alhamdulillah, meski bingung, kami cukup berlega hati ketika dokter mengatakan suami saya 'hanya' mengalami hipokalemia (kondisi di mana otot tubuh tidak mampu menyerap kalium) sehingga mengakibatkan kelumpuhan yang bersifat periodik (sementara).
(-Sementara GBS yang menyerang Pepeng alm. disebabkan oleh virus yang memakan sel-sel otot.
Kelumpuhan sementara ini akan segera hilang apa bila tubuh sudah bisa mengatasi kekurangan kalium ini dengan melakukan beberapa tindakan.-) Namun, penyakit ini akan kembali menyerang apabila menemukan kondisi tubuh yang memungkinkan.
Lucunya, ketika kami menanyakan apa penyebab munculnya penyakit ini, dokter malah balik bertanya, "apa yang Anda lakukan/konsumsi sebelum diserang penyakit ini?"
Kami sempat merasa tak nyaman ketika itu, lantas dokter spesialis syaraf itu pun menjelaskan, bahwa, penyakit ini tidak memiliki penyebab yang jelas. Ada yang disebabkan karena mengkonsumsi makanan pedas, kelelahan, bahkan ada juga karena terkena AC (belakangan, saya mendapati tetangga saya mengalami hipokalemia gara-gara berada dalam ruangan ber-AC)
Kesimpulannya, dokter mengatakan, untuk penyebab, kami harus mencari tahu sendiri hal-hal apa saja yang menyebabkan kondisi hipokalemia ini. Karena, dengan mengetahui penyebabnya, kita bisa menghindari dan mencegah kelumpuhan -- yang meskipun --sementara, namun sangat mengganggu.
Akhirnya, setelah merunut-runut beberapa kejadian yang menyebabkan kondisi serupa, kami menyimpulkan rasa lelah yang berlebihan-lah yang menjadi pemicu hipokalemia pada suami.
Lantas, untuk menghindari rasa lelah apakah suami saya berhenti bekerja?
Ohoho, tentu saja tidak seperti itu, sodara-sodara.
Suami saya tetap bekerja. Bahkan seringkali terlalu keras hingga beberapa kali sempat mengalami kelumpuhan, meski tidak berat. Dengan memperhatikan gejala-gejala yang diberikan oleh tubuh.
Apa gejala-gejalanya?
1. Rasa pegal yang berlebihan di bagian kaki2. Nyeri dipersendian
3. Sulit mengendalikan anggota tubuh seperti telapak kaki, lantas merambat naik ke bagian atas tubuh.
4. Sulit menggerakkan seluruh anggota tubuh.
5. Kelumpuhan total.
Dalam sebuah artikel yang saya baca, pada kasus berat, kekurangan kalium ini bisa berakibat fatal karena menyerang otot jantung dan berujung pada kematian.
Bagaimana cara mengatasi tanpa harus menjalani rawat inap di rumah sakit?
Cara mengatasi hipokalemia :
1. Mengkonsumsi KSR (Potassium Chloride 600mg). (Hati-hati, tidak boleh sembarangan mengkonsumsi potassium, karena ini merupakan salah satu bahan baku pembuatan bom)
2. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium seperti : pisang (terutama pisang ambon hijau/lumut) dan kurma.
3. Beristirahat total (atau terpaksa beristirahat total, karena memang tidak bisa melakukan gerakan, hehehe)
4. Istigfar dan berdoa (menyadari bahwa kita hanyalah makhluk tanpa daya yang banyak memiliki kesalahan, Dan, bahwa, tanpa pertolongan Allah Swt, kita tidak bisa berbuat apa-apa)
Begitulah...
Semoga bermanfaat bagi pembaca. Dan terima kasih atas kunjungannya.
Halo Mba, mau tanya, apakah suami sudah sembuh total dr hipokalemia? Bagaimana treatmentnya? Karena isteri saya mengalami hal tersebut namun sampai saat ini masih sering bolak balik rawat inap.
BalasHapusTerima kasih
Alhamdulillah sudah hampir 7 tahun tidak kambuh.
HapusYang harus dihindari adalah pemicunya, yaitu stres dan kelelahan yang melewati ambang batas. Hanya itu saja..