Langsung ke konten utama

Kisah Inspiratif Wendra Basarah : Dari Ojek Payung Menjadi Manajer Artis Papan Atas

 



Gigil ini semakin rapat membungkusku. Aku tak ingin mengutuk hujan. Bagiku hujan merupakan perpanjangan tangan Tuhan untuk menyentuhku. Tak mungkin aku membenci hujan. Sebab melalui rintiknya yang tak henti aku bisa menyematkan harapanku akan masa depan.

Masa depan? Ah, alangkah naifnya. Adakah masa depan bagi seorang tukang ojek payung seperti diriku? 

“Dek, payung..!”

Lamunanku pecah. Kulihat seorang ibu kepayahan membawa barang. Aku bergegas menghampirinya. Untuk sesaaat aku melupakan rasa lapar yang menggigit perutku. 

*
Masa depan itu ada. Bagi siapa pun yang ikhlas berjuang untuk orang-orang yang mereka sayangi. Juga bagiku. Ojek payung hanyalah satu episode dalam sejarah hidupku.

Aku tak menganggapnya sebagai bagian paling pahit dalam perjalanan hidupku. Tidak. Kenyataannya menjadi ojek payung adalah sebuah langkah nyata bagiku sebagai proses menuju kehidupan yang lebih rumit di masa depan.

Menjadi ojek payung di usia belia mengajariku bagaimana cara bertahan hidup sekaligus menghidupi keluarga. Bagaimana mengakrabi dinginnya hujan sekaligus menyalakan bara harapan dalam dada. Aku harus berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Untuk diriku dan adik-adikku. 

Bersama hujan yang luruh dari langit, aku tahu, Tuhan menghangatkan hatiku dengan mimpi-mimpi yang harus selalu kuraih. Harapan-harapan yang tumbuh subur bersama prestasi-prestasi  yang kuraih di bangku sekolah.

Hujan juga mengajariku satu hal. Sederas apapun ia menghantamku, aku akan bertahan dan terus melangkah. Seperti juga terpaan masalah yang terus menerpaku. Aku memilih untuk menghadapinya dan menyelesaikan satu demi satu masalahku.

Sejak menjalani PKL di Aerowisata Catring Servise Soekarno Hatta, aku sudah mendapatkan gaji yang lumayan besar untuk ukuran masa itu. Kemudian setamat SMK aku pernah menjadi Cook Helper Hotel Hilton. Kemudian pindah ke sebuah kafe di Bogor.

Pengalaman ini kemudian membuatku memberanikan diri untuk membuka bisnis sendiri. Aku mendirikan kafe Waroeng Gedung Sawah yang berlokasi di belakang Hotel Salak Bogor.

Namun sayang, krisis moneter membuatku tak bertahan. Aku harus memulai lagi dari titik nol. Tidak mungkin aku tidak memiliki penghasilan. Kedua orangtua dan adik-adikku bergantung sepenuhnya padaku. Dan pilihan itu membuatku kembali ke Jakarta. Mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlianku di bidang kuliner. 
 Langkahku kemudian membawaku Prego Restaurant and Bar. Di tempat ini aku menggeluti beberapa pekerjaan sekaligus. Siang dan malam. Aku melupakan cerahnya matahari pagi dan kicau burung. Aku hanya tahu, aku harus mencari uang untuk menghidupi adik-adikku di kampung. Aku kehilangan orientasiku atas waktu. Saat bekerja di tempat inilah aku menjalin relasi dengan banyak pihak. Prego merupakan jempatan emasku menuju karir yang tak pernah kubayangkan sebelumnya.

Bekerja siang dan malam tak urung membuatku merasa lelah. Rasa lelah yang menuntunku untuk mengevaluasi pekerjaan-pekerjaanku. Keputusanku untuk resign dari sebuah EO ternyata diikuti oleh seorang model yang memintaku untuk menjadi manajer.

Aldo, Revaldo Fifaldy Suria Permana menjadi anak asuh pertamaku. Kesuksesannya di layar kaca membuat banyak artis, baik senior maupun pemula memintaku untuk menjadi manajer mereka. 

Kepahitan hidup di masa lalu membuatku mudah mengerti dan memahami serta menghadapi berbagai karakter anak didikku. 

Sebagai manajer aku tak segan-segan bertindak jadi sahabat yang selalu mendengarkan keluhan dan harapan mereka. Sebagai seorang bapak, aku selalu siap melindungi dan membela mereka. 

Bahkan, terkadang aku bisa lebih kejam dari ibu tiri, ketika harus memaksa mereka melakukan apa yang harus mereka lakukan demi perkembangan karir mereka.

Ojek payung, kini hanyalah kenangan yang kusesap kesenduannya lewat dingin hujan. Bukan untuk kusesali, melainkan untuk bersyukur atas rahmat yang dicurahkan Allah Swt. Dan di sinilah aku, di antara  gemerlap dunia selebritas.




 Kisah ini terinspirasi dari perjalanan hidup Wendra Basarah. Yang menjalani hidup dari seorang ojek payung dan berjuang untuk hidup yang lebih baik.

Komentar

  1. Maa syaa Allooh. Kisah yg ditulis selalu menginspirasi. Bahwa qodarulloh adalah yg terbaik. Alloh SWT tdk membebani ujian kpd suatu kaum melainkan dia pasti mampu menghadapinya . Semoga banyak anak2 muda sekarang yg selalu bersemangat dlm menghadapi hidup ini tanpa mengeluh dan menyerah dlm menghadapi ujian. Barokallohu 'alaikuma

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Rabb.... Terima kasih sudah mampir semoga ada yang bisa diambil hikmahnya.

      Hapus
  2. Mba Liza, kenalin aku sama Wendra donk. Siapa tau aku bisa dimanajerin atau masuk management'a 😁 #SokNgartis

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serius Kak? Nanti aku kasih no kontaknya

      Hapus
  3. Ya Allah kisahnya bikin terharu😳😥💪

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak