Sentuhan Bidan Rosmiati menguatkan jiwa ibu hamil. (Foto : dok. Astra) |
Mendampingi ibu hamil, membantu proses melahirkan hingga memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak merupakan pilihan yang diambil Rosmiati sejak belia. Perjuangan dan kegigihannya menyelamatkan nyawa, kelak mengantarkannya menjadi salah satu penerima penghargaan dari ASTRA Internasional.
Usai menjalani pendidikan D3 di Akademi Kebidanan Padang tahun 2007, Rosmiati ditugaskan ke daerah terpencil di Indragiri Hilir. Tepatnya di Puskesmas Pembantu Desa Tunggal Rahayu Jaya, kecamatan Teluk Belengkong di kabupaten Indragiri Hilir.
Bidan Rosmiati, Sentuhan Dari Langit
Menyusuri sungai mengantarkan ibu hamil ke RSUD Indragiri Hilir (Foto : dok. Astra) |
Sebagai tenaga medis di daerah yang terisolir, perempuan kelahiran Riau, 27 Oktober 1984 ini, mau tidak mau, berhadapan dengan medan yang sulit. Tak jarang ia harus membelah hutan dan menyusuri sungai-sungai panjang untuk membantu proses kelahiran seorang anak manusia.
Kurangnya fasilitas kesehatan tak menyurutkan semangatnya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak. Termasuk memberikan edukasi pentingnya menjaga kesehatan dan kehamilan di wilayah yang tingkat kehamilannya cukup rapat dan tinggi ini.
Hal ini sejalan dengan SK Menkes Nomor 284/Menkes/SK/III/2004, bahwa untuk menunjang kesehatan ibu dan anak diperlukan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan pencatatan efektif dan efisien.
Untuk itu, Kementrian Kesehatan menetapkan bahwa buku kesehatan ibu dan anak (KIA) menjadi satu-satunya alat pencatatan pelayanan kesehatan ibu dan anak sejak hamil, melahirkan dan selama nifas hingga bayi yang dilahirkan berusia 5 tahun. Termasuk pemberian gizi, memantau tumbuh kembang anak, pelayanan imunisasi dan KB.
Posyandu untuk pemberian imunisasi, pelayanan KB dan penyuluhan kesehatan. (Foto : dok. Astra) |
Menimbang bayi untuk mengetahui tumbuh kembang anak. (Foto : dok. Astra) |
"Untuk ukuran desa kecil, angka kematian satu jiwa saja sudah besar,"ungkapnya. Desa tempatnya bertugas ada sekitar 1.030 jiwa penduduk. Sehingga pelayanan kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab Bidan Rosmiati.
Dalam menjalankan tugas, Bidan Rosmiati secara totalitas terjun langsung dari awal hingga akhir proses melahirkan. Tak jarang turut serta membelah hutan, dan sungai beserta rombongan pengantar. Sepanjang jalan Bidan Rosmiati mendampingi, menyalurkan semangat dan menguatkan ibu hamil dengan sentuhannya.
Kondisi ini semakin parah dengan aliran listrik yang tidak menyala selama 24 jam setiap hari. Bidan Rosmiati harus betul-betul piawai menyikapi kondisi di lapangan agar bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya.
Lahirnya Sebuah Gagasan
Perahu menjadi sarana penting untuk mendapatkan akses kesehatan ibu hamil. (Foto : dok. Astra) |
Banyak kasus ekstrem yang dialami Bidan Rosmiati di awal masa bertugas, namun salah satu yang menimbulkan kesan mendalam adalah saat membantu proses melahirkan di pedalaman kebun sawit.
"Kasus itu terjadi di kecamatan tetangga. Tapi, karena bidan desanya kosong, saya diminta menolong kelahiran perempuan itu," ujar Rosmiati seperti yang dikutip Radar Pekanbaru, Rabu, 21 Desember 2016.
Rosmiati juga menjelaskan untuk sampai ke lokasi pasien, ia diantar menggunakan motor dengan kondisi jalan yang bergelombang, hingga tersesat berkali-kali di tengah hutan. Setelah sampai di lokasi,ternyata ari-ari bayi sudah enam jam keluar dari rahim ibunya.
Kondisi ini menimbulkan pendarahan yang hebat, meski pun bayi berhasil dikeluarkan, namun kondisi ibu masih kritis. Hal ini mendorong Rosmiati untuk merujuk pasien ke RSUD Pemkab Indragiri Hilir. Ini pilihan yang sulit, karena proses evakuasi akan berjalan secara manual dan memakan waktu yang lama.
Dengan menggunakan tandu yang digotong warga, rombongan menuju bibir sungai untuk kemudian dipindahkan ke dalam perahu menuju RSUD Indragiri Hilir. Perjalanan menyeberang menempuh aliran deras sungai yang dalam ini membutuhkan waktu lebih dari empat jam, hingga pasien kehilangan nyawa akibat kehabisan darah selama perjalanan.
Kasus itu menjadi pelajaran yang amat berharga bagi Rosmiati. Ibu dari Risqi Astra Nugraha ini pun kemudian memikirkan solusi yang efektif untuk mengatasi kendala yang dihadapi di lapangan.
Ia paham, berada di daerah yang dikelilingi sungai, ketersediaan perahu adalah hal yang wajib untuk mengatasi kondisi kelahiran yang tak biasa. Kendalanya, tidak semua pasien mampu menyewa perahu.
Untuk menyewa perahu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Hal itu amat berat bagi masyarakat di desa terpencil dengan kondisi ekonomi yang terbatas.
Rosmiati kemudian mencetuskan idenya untuk menggalang dana kesehatan. Berupa iuran wajib sebesar 2 ribu per kepala keluarga setiap bulan. Dana yang terkumpul diberikan kepada warga yang bersalin.
Besarnya sekitar 500 ribu jika proses kelahiran berlangsung normal dan baik-baik saja. Adapun untuk warga yang dirujuk ke RSUD, besaran dana kesehatan yang diberikan sebesar 1 juta.
Selain itu, Rosmiati juga menggagas tabungan Ibu Bersalin, yang nominalnya tidak ditentukan dan bersifat tidak wajib. Tabungan ini sangat bermanfaat untuk mempersiapkan kelahiran dan akan dikembalikan ke pasien secara utuh tanpa potongan apa pun.
Dengan semangat menabung, Rosmiati berharap, pasiennya dapat mempersiapkan kelahiran dengan lebih baik. Jika harus dirujuk, setidaknya ketersediaan dana akan memudahkan pasien menyewa perahu saat tak ada perahu atau speedboat ambulan singgah di desanya.
Bahagia membantu proses kelahiran seorang anak. (Foto : dok. Astra) |
Gagasan inilah yang mengantarkan Rosmiati menjadi salah satu penerima penghargaan SATU Indonesia Awards 2012 yang digagas ASTRA Internasional. Sebagai salah satu apresiasi kepada generasi muda yang memiliki prestasi di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, tehnologi dan kewiraausahaan.
Dengan rasa cinta yang mendalam kepada masyarakat, Bidan Rosmiati menggunakan hadiah yang diperolehnya untuk melengkapi fasilitas kesehatan di tempat tugasnya. Harapannya masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik dari sebelumnya.
Baraakallah Bu Bidan Ros, semoga kebaikan dan berkah tercurah untukmu. Aamiin...
Bidan Rosmiati (Foto : dok. Astra) |
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)