Langsung ke konten utama

3 Fakta Menarik Pendidikan di Papua

 

Dok. Telkom Indonesia

Papua selalu mengingatkan kita akan kekayaan alam yang berlimpah, flora dan fauna yang eksotis, serta keindahan alam yang memukau. Hal ini membuat kita kerap melupakan sumber daya manusia yang semestinya menjadi perhatian banyak kalangan, terutama kalangan pendidik.

Berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama change.org terhadap 27.298 responden. Dalam survei tersebut, 44 persen menyatakan kualitas pendidikan rendah menjadi masalah utama di Papua.

Amat disayangkan  apabila keelokan alam Papua tidak diimbangi dengan tingginya pendidikan masyarakatnya. Alih-alih bisa menikmati kekayaan alam, mereka akan hanya akan jadi penonton jika tidak segera mendapatkan pendidikan sebagaimana daerah lain di Indonesia.

Akan tetapi di tengah maraknya pemberitaan tentang buruknya kualitas pendidikan di Papua, ada beberapa fakta menarik  yang harus kamu tahu.

1.     1.  Tingkat pendidikan warga pegunungan Papua lebih tinggi ketimbang mereka yang tinggal di pesisir.

 

Dok. Telkom Indonesia

Kondisi ini dikarenakan banyaknya kunjungan dan interaksi penduduk dengan pihak pendatang yang menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan mereka.  Kesadaran ini yang membuat mereka mau berjuang mengatasi hambatan-hambatan dalam belajar, seperti sulitnya akses jalan menuju sekolah.

2.     2. Jaringan internet di Timika dan Mimika mendapat akses internet dari perusahaan tambang besar yang beroperasi di sana.

 

Dok. Telkom Indonesia

Kondisi di masa pandemi seperti sekarang, di mana ketersediaan jaringan internet serta kemudahan mengakses internet bisa menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah pendidikan di Papua.

Menyadari pentingnya akses internet, khususnya bagi masyarakat Papua, Telkom Indonesia (Persero) Tbk, sebagai salah satu BUMN   melalui IndiHome mengklaim akan mendirikan WiFi Corner di sana untuk keperluan warga Papua. Hal ini tentu saja menjadi harapan baru bagi para pelajar di Papua agar bisa mengikuti perkembangan pendidikan sebagaimana rekan-rekannya di wilayah lain.

Dengan kehadiran WiFi Corner di sejumlah titik di Papua, rencananya akan ada 50 titik WiCo yang menjangkau daerah-daerah pesisir, lembah atau pun pegunungan. Diharapkan dengan kemudahan akses internet ini, pelajar dan masyarakat Papua bisa meraih manfaat sebesar-besarnya untuk meningkatkan taraf pendidikan dan kehidupan masyarakat Papua. Sehingga mereka bisa menjadi generasi harapan bangsa di masa mendatang.

3.      3.Seni Membatik di Bumi Cenderawasih

 


Selama ini mungkin kita mengenal Papua dengan seni ukir dan seni pahatnya yang sudah mendunia. Ternyata, darah seni yang mengalir dalam putra-putra asli Bumi Cenderawasih ini membuat terobosan baru dengan memindahkan media ukir dan pahat ke dalam media kain.

Tanpa meninggalkan keunikan dan kekhasan seni ukir yang memiliki makna sakral dan filosofi masyarakat Papua, seni batik khas Papua mulai diminati berbagai kalangan. 

Burung Cenderawasih sebagai salah satu ikon Papua mendominasi motif batik khas Papua, selain itu motif batik ini dipengaruhi juga oleh budaya setempat. Misalnya motif batik suku Sentani kental dengan tumbuhan yang menggambarkan kesuburan tanah. Sementara motif batik dari suku yang tinggal di pesisir.

 

Yakoba Momsiwor, tokoh masyarakat yang gigih memperkenalkan batik Papua ke masyarakat luas

Perkembangan seni batik ini selain didukung oleh tokoh masyarakat yang peduli terhadap pendidikan masyarakat Papua, seperti Ibu Yakoba Momsiwor yang giat mengenalkan dan memasarkan batik khas Papua, juga ditunjang oleh ketersediaan jaringan internet. Dengan kemudahan akses internet, para pengrajin batik bisa menambah pengetahuan dan keterampilan dalam membuat batik. Selain itu juga memudahkan pemasaran batik ini secara lebih luas.

 

Referensi : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171214205030-20-262499/survei-lipi-kualitas-pendidikan-masalah-utama-papua

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak