Langsung ke konten utama

SRI IRDAYATI, Mencetak Generasi Milyuner Masa Depan

 

Sri Irdayati, mencetak generasi milyuner masa depan (Foto : viva.co.id)

Jika ada orang yang terinspirasi dari salah satu tokoh kartun, maka salah satu diantaranya adalah Sri Irdayati. Sumber inspirasinya adalah Richie Rich, tokoh kartun anak kaya raya putra milyuner Amerika Serikat yang cerdas mengelola saham, namun tak kehilangan masa kanak-kanaknya. 

Ketika itu, sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, ia pun menyadari bahwa status suatu negara di mata dunia tergantung kepada kondisi ekonomi masyarakat di negara tersebut. Negara disebut maju, atau tertinggal, tergantung pendapatan perkapita masyarakatnya. 

Kondisi ini tentu tak lepas dari perkembangan dunia usaha. Semakin banyak peluang usaha yang tercipta, maka kondisi ekonomi masyarakat akan semakin membaik. Yang menjadi tantangan, apakah masyarakat siap meraih atau, bahkan, menciptakan peluang bisnis? 

Menurut Irda, demikian perempuan kelahiran Pemangkat, 6 Juli 1985 ini disebut, masa kanak-kanak merupakan masa yang tepat untuk mengenalkan dunia usaha kepada anak. Dengan mengenal dunia usaha sejak dini, anak akan berkembang menjadi pribadi yang mandiri, tidak tergantung kepada sempitnya lapangan kerja yang tersedia kelak. 

Maka ia pun mulai mengenalkan dan menawarkan program pendidikan kewirausahaan pada sekolah-sekolah dasar, namun sayangnya hampir seluruh sekolah menolak program tersebut. Dengan alasan, bahwa anak-anak belum pantas mengenal bisnis, dan harus fokus belajar, agar tidak menjadi matre. 

Meski demikian Irda menolak untuk menyerah. “Dunia usaha dan manajemen perlu diajarkan meski kepada siswa sekolah dasar,” ujarnya. Ia ingin anak-anak Indonesia lebih percaya diri dan memahami dunia usaha sejak dini. Bersama tiga temannya, Irda membawa konsep dan idenya pada ajang lomba Innovatif Entrepreneurship Challenge pada tahun 2007 yang diadakan di ITB, Bandung. 

Ide mendapat apresiasi dari tim juri hingga meraih juara 1 dan mendapatkan hadiah sebesar 15 juta Berbekal kemenangan tersebut, serta serta surat yang dikeluarkan rektorat UNDIP, Irda dan kawan-kawan semakin giat menawarkan program kewirausahaan ke sekolah-sekolah. 

Dalam pelatihan kewirausahaan pada anak-anak usia sekolah dasar ini, Irda tidak hanya mengenalkan konsep usaha, melainkan melibatkan anak-anak sejak awal merintis usaha.

Sebagai contoh, ketika ia menyiapkan sebuah usaha manik-manik, ia meminta peserta didik untuk membeli bahan, membuat produk, memikirkan strategi pemasaran dan menjual produk tersebut. Selanjutnya menghitung keuntungan dalam neraca keuangan. 

Diskusi-diskusi dalam pelatihan menjadi ajang untuk mengeluarkan ide dan mengajarkan anak didik untuk lebih kritis dan pandai mempertimbangkan penting tidaknya mengeluarkan modal untuk suatu barang. 

Dengan pelatihan di masa kanak-kanak ini, ia berharap anak-anak didiknya akan tumbuh menjadi pebisnis yang tangguh, pantang menyerah dan selalu inovatif. Yang dilakukan Irda adalah mengubah minset satu generasi, yaitu mencetak milyuner-milyuner masa depan yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat sekitar dan negara. 

Ini tentu bukan perjalanan yang mudah dan singkat, melainkan memerlukan waktu yang amat panjang. 

Mencetak Generasi Milyuner Masa Depan

Sri Irdayati, mencetak generasi milyuner masa depan (Foto : SATU Indonesia)

Demi kelangsungan idenya, pasca lulus kuliah, ia memboyong ide tersebut dengan membuka kelas bisnis di rumah kontrakannya bersama suami, yang berlokasi di Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara. 

Ia membuka kelas bisnis gratis untuk anak-anak usia sekolah dasar. Agar anak-anak asuhnya bersemangat dan memiliki minset positif, ia pun menggunakan predikat BOS, Bakal Orang Sukses, kepada mereka. 

Dengan bimbingan serta energi positif yang selalu disalurkan pada anak asuh, harapannya kelak membawa kemajuan pada perekonomian bangsa. Meski pun belum terlihat dalam dekat, namun dalam jangka panjang, saat anak-anak asuhnya beranjak dewasa, mereka memiliki kemandirian finansial dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. 

Adalah hal yang pantas, jika kegigihan Irda mengantarkannya sebagai penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2010. Astra concern terhadap aksi generasi muda yang mampu membawa perubahan menuju hal baik bagi masyarakat sekitarnya. 

Semoga langkah baik Irda menjadi inspirasi bagi kita untuk memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara melalui hal-hal baik yang dapat kita lakukan dalam bermasyarakat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak