Langsung ke konten utama

Elsa Maharrani, Memberdayakan Ibu-Ibu Rumah Tangga Melalui Menjahit

 

Elsa Maharrani, memberdayakan ibu rumah tangga melalui menjahit (foto : Elsa M)


Berwirausaha bukanlah hal yang baru bagi Elsa Maharrani, perempuan kelahiran Padang , 5 Maret 1990. Terlahir sebagai anak kedua dari 10 bersaudara, membuat Elsa berpikir untuk segera mandiri. Ia ingin kuliah dengan biaya sendiri. Tak ingin memberatkan orangtuanya yang bekerja sebagai PNS.

Karena itu semenjak menjadi mahasiswa di Fakultasi Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas, ia memutuskan untuk berjualan. Dengan mengusung konsep palugada (apa yang lu mau, gue ada) perlahan sosok Elsa tumbuh menjadi sosok wirausaha muda yang tangguh dan pandai membaca peluang pasar.

Pengalaman berjualan ini terus tumbuh dalam jiwanya, mengalir di nadinya. Ia menikmati jatuh bangun usaha yang dijalaninya. Begitupun setelah menikah. Ia tetap mencoba merintis berbagai jenis usaha. Sehingga akhirnya memilih menjual produk muslimah dengan brand-brand ternama dari Jakarta.

 Lahirnya Brand Maharrani Hijab

Lahirnya Maharrani Hijab tak lepas dari dukungan suami Elsa (Foto : Elsa Maharrani)

Setelah cukup lama menjual produk brand-brand ternama, pada tahun 2019 Elsa memutuskan untuk memproduksi sendiri busana-busana muslimah dengan mengangkat khasanah cara berpakaian wanita muslimah minang, seperti baju kurung, basiba dll. Keinginannya ini mendapat dukungan penuh dari suaminya, Fajri Gufran Zainal.

Ia pun mulai memasarkan produk Maharrani Hijab, brand yang diambil dari nama Elsa sendiri. Produk yang mementingkan kualitas jahitan, bahan serta desain yang menarik ini segera mendapat sambutan hangat dari pasar yang dibidik Elsa, yaitu kelas menengah yang memiliki penghasilan baik.

Dari usaha yang awalnya hanya dengan satu penjahit, kini berkembang hingga 60 orang yang menjadi team Maharrani Hijab. Dari mulai desain, pemotong, penjahit dan lain-lainnya. Mulai dari tamatan SD hingga sarjana S2 menjadi bagian dari team Maharrani Hijab.

Visi dan Misi Maharrani Hijab

Memberdayakan ibu-ibu rumah tangga dengan menjahit (Foto : Elsa M)

Setiap usaha pastilah memiliki tantangan tersendiri. Pun demikian dengan Elsa. Sebagai wirausahawati muda, ibu dari Faguza Abdullah dan Anisa Dini Zakiyah ini pun menghadapi berbagai kendala dalam mengembangkan bisnisnya. Beruntung Elsa memiliki suami yang selalu mensuport, bahkan turut membangun konsep usaha yang dimiliki Elsa.

“Setiap ada kendala,  saya kembalikan ke misi dan visi utama, yaitu menjadi manusia yang bermanfaat bagi banyak orang. Jadi kalau ada masalah, ya kembalikan lagi ke visi utama tadi yaitu Alloh,” tuturnya pada penulis.

Diawali dengan visi dan misi ini, Elsa kemudian menggerakkan ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk menjadi mitranya. Ibu-ibu rumah tangga yang  bisa menjahit, namun  tidak berpenghasilan tetap mulai tertarik untuk menjadi mitra penjahit.

Dengan menjadi mitra jahit,  mereka menerima orderan menjahit yang diberikan Elsa dan bisa dikerjakan di rumah. Selain bisa mengerjakan orderan di sela waktu luang,  juga memiliki kesempatan mendapatkan penghasilan yang lumayan, bahkan bisa di atas UMR Kota Padang, sesuai dengan banyaknya baju yang bisa mereka jahit setiap harinya.

Sementara ibu-ibu yang tidak memiliki kemampuan menjahit, pelan-pelan mulai tertarik untuk belajar menjahit. Ketekunan mereka akan membuat kemampuan mereka meningkat dengan sendirinya, sehingga bisa menjadi mitra jahit.

Untuk menentukan kualitas dan kelayakan hasil jahitan mereka, Elsa turun tangan langsung mengecek dan memutuskan, apakah  mereka sudah bisa atau belum, menerima orderan menjahit gamis, mukena, hijab dan aneka produk Maharrani Hijab.

Wirausaha yang ditekuni Elsa ini membawa perubahan positif bagi lingkungan di sekitarnya. Terutama di masa pandemi lalu, saat banyak tulang punggung yang kehilangan pekerjaan, namun orderan menjahit meningkat. Otomatis menambah pemasukan bagi keluarga mitra jahit.

Produk Maharrani Hijab dengan desain-desain cantik dan bahan pilihan ini tidak hanya digemari di berbagai wilayah di Indonesia, melainkan juga diminati di negeri jihan, Malaysia.

Perubahan yang Elsa bawa menjadi angin segar yang menumbuhkan harapan masyarakat di sekitarnya. Kampung tempat Elsa berdiam kini dikenal sebagai Kampung Menjahit Maharrani.

Gerakan Sosial Maharrani Hijab

 

Gerakan sosial Maharrani bersama PT Astra Internasional (Foto : Elsa M)

Selain meningkatkan ekonomi masyarakat, Elsa juga memfasilitasi teamnya, terutama ibu-ibu,dengan mengadakan pelayanan kesehatan khusus ibu dan perempuan secara gratis.

Menyadari kebutuhan jasmani saja tidaklah cukup, secara rutin Elsa juga mengadakan pengajian-pengajian di rumahnya untuk meningkatkan kualitas ruhiyah mitranya.

Kegiatan sosial yang dilakukan Elsa tidak sebatas di lingkungan rumahnya saja, melainkan juga dengan mendirikan Rumah Quran Serambi Minang yang setidaknya menampung 200 santri mulai dari anak-anak hingga mahasiswa.

Menariknya, Elsa tidak hanya tergerak untuk memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitarnya, ia pun melangkah lebih jauh dengan merangkul kaum yang terbuang, yakni narapidana yang tengah menjalani masa hukuman.

Elsa ingin membangkitkan kembali harapan para narapidana dan mengembalikan harga diri mereka agar bisa bangkit saat kembalike tengah masyarakat dengan memberikan pekerjaan membuat pouch atau tas produk Maharrani dan masker.

Harapan Elsa, seiring meningkatnya omset penjualan MaharraniHijab, semakin banyak pula pouch-pouch yang dihasilkan narapidana, dan meningkat pula rasa percaya diri dan penghasilan mereka.

Atas dedikasinya ini, tidak heran jika Elsa mendapatkan berbagai penghargaan. Salah satunya meraih penghargaan SATU Indonesia Awards 2020. Sebagai bentuk apresiasi PT ASTRA Internasional bagi sosok-sosok muda yang gigih membawa perubahan positif bagi masyarakat di sekitarnya.

Barakallah, Kak Elsa.... Semoga Allah memberkahi rezekimu dan melapangkan urusan dunia dan akhiratmu. Aamiin...

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak