Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Parenting. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 April 2021

Tantangan Mendampingi Gen Z di Masa Daring

 

Pentingnya ortu mendampingi Gen Z di masa kini


Sudah setahun berlalu, namun pandemi ini seperti belum menemukan titik terang untuk berakhir. Ini artinya, mau tidak mau anak-anak akan terus belajar dengan sistem daring. Sebagai ibu dari 7 orang anak, dua di antaranya tepat di usia Gen Z, jujur saja, kadang saya bingung menghadapi anak, yang menurut Dya Loretta, sanggup menghabiskan waktu lebih dari 10 jam per hari di depan gawai. OMG. 

 Yup, saya merasakan sekali ketergantungan Gen Z ini pada gawai. Sulit sekali mengalihkan perhatian mereka dari layar handphone. Apalagi dengan sistem daring (dalam batas waktu yang tidak ditentukan), dimana materi pelajaran dan tugas-tugas diberikan dan dikumpulkan dengan mengunakan jaringan internet. 

Tentu saja hal ini membentuk pola interaksi yang jauh berbeda dibanding generasi-generasi sebelumnya. Tidak ada cerita Gen Z mengadakan perjanjian bertemu hanya mengandalkan janji yang diucapkan seminggu sebelumnya, seperti yang umum dilakukan Gen X. Gen Z akan memastikan waktu pertemuan hingga ke menit-menitnya. Dan tentunya didukung dengan perkembangan teknologi komunikasi yang luar biasa sperti sekarang.

 Ini tentunya akan membuat perubahan besar-besaran pada gaya hidup dan pilihan profesi di masa mendatang. 

Pilihan profesi masa depan yang diminati Gen Z


 

Bagaimana cara mendampingi anak yang lahir sebagai Gen Z?

Dya Loretta dalam webinar yang diadakan Sabtu lalu, menegaskan, bahwa, mau tidak mau kita sebagai orangtua harus KEPO terhadap kebiasaan-kebiasaan anak. Aplikasi apa yang lebih sering mereka akses di internet. Apakah bermuatan negatif yang menjadi ‘sampah’ yang akan menghambat jalan mereka di masa depan. Ataukah informasi-informasi penting yang bermanfaat untuk membuka wawasan mereka.

 Di titik inilah sebetulnya pentingnya pendampingan orangtua, terutama ibu, pada Gen Z agar tidak sembarangan membuka aplikasi di internet. Sayangnya tidak semua anak terbuka kepada orangtuanya. Dya Loretta menyebutkan lagi, salah satu tips untuk mencegah anak terjerumus adalah ibu harus melek internet. Harus update terhadap aplikasi yang marak dan sering digunakan anak.

 Menurut Bu Dosen yang memiliki nama lengkap RA Loretta Kartikasari., SE., M.Ikom., CSP, CPM ini Gen Z memiliki beberapa karakter yang khas. Karakter Gen Z 


 


1. Lebih visual dan kreatif 

2. Lebih memahami perkembangan tehnologi 

3. Menjadi bos bagi diri sendiri 

4. Menyukai komunikasi yang bersifat hiburan 

5. Berpikiran terbuka 

Dengan karakter yang demikian khas dan jauh berbeda dengan generasi sebelumnya (baik generasi milenial dan generasi X ) tentu wajib bagi orang tua untuk mempersiapkan pendidikan yang terbaik bagi putra-putrinya. Salah satunya dengan memberikan pendidikan terpadu, yang bisa memberikan pendidikan yang fleksibel antara kegiatan online dan offline. Salah satu sekolah di Indonesia yang mengembangkan sistem terpadu ini adalah SMA PINTAR LAZUARDI. 

Yuk, Mengenal SMA PINTAR LAZUARDI

SMA PINTAR LAZUARDI merupakan pengembangan dari sekolah Lazuardi Group yang beroperasi sejak tahun 2021. Sebagai lembaga pendidikan yang konsisten memberikan sumbangsih pada sistem pendidikan di tanah air, dan bersikap dinamis terhadap perubahan jaman, maka dikembangkanlah sistem sekolah online dengan menyelenggarakan SMA Blended Learning, tanpa meninggalkan kreativitas secara optimum. 

Yaitu dengan cara menambah kreativitas mandiri siswa lewat project based learning. Didukung Learning Management System (LMS) yang diberi nama : PINTAR (Pedagogical Intelligence Architecture).

Blended Learning

 

Ibu Sonya, Kepala sekolah SMA PINTAR  Lazuardi, menjelaskan  Learning Management System merupakan salah satu strategi pedagogi (pembelajaran) online yang memperhatikan keterikatan antara peserta didik dengan proses pembelajaran melalui proses timbal balik yang didukung oleh aplikasi canggih yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

Mengacu pada kurikulum nasional yang diperkaya dengan kurikulum dari berbagai negara dan kurikulum keahlian, SMA Lazuardi memiliki visi dan misi luhur. Yaitu : Masyarakat berbudaya luhur berlandaskan kebaikan welas asih dan kebahagiaan spiritual. Serta menggali dan mengembangkan potensi setiap individu dalam menciptakan perbaikan kehidupan.

 


Keunggulan LMS PINTAR yang membuat sekolah online ini berbeda dengan sekolah lainnya adalah :

Multipart 

Materi pembelajaran disampaikan dalam bagian-bagian kecil dan fundamental dari sebuah mata pelajaran.Agar siswa mudah memahami materi secara mandiri.

Feedback System 

Untuk memastikan peserta didik terlibat aktif, berinteraksi,saling memberi dan menerima umpan balik(feedback) untuk efektivitas belajar. mengetahui capaian hasil belajar,terbentuknya komunitas belajar. 

Differentiate Learning 

Dimulai dengan mendiagnosa kebutuhan siswa sehingga bisa memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

 Learning Path

 Setiap peserta didik memiliki ‘peta’ prestasi sendiri untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. 

Multi Friendly Content

 Materi pelajaran dikemas dalam rgam bentuk sesuai kebutuhan siswa didik agar mudah dipahami. 

Gamification 

Pelajaran online ini juga ditambahkan dengan unsur games agar siswa mendapatkan keseruan dan kesenangan selama proses belajar. 

Keberadaan SMA PINTAR Lazuardi tentu menjadi angin segar bagi para orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi buah hatinya. Seperti angin angin segar yang membawa perubahan dalam upaya menghantarkan anak Gen Z meraih impian di masa depan. Tertarik dengan konsep pendidikan di SMA PINTAR Lazuardi? 

Silahkan kontak :

smapintarlazuardi@gmail.com


Selasa, 16 Maret 2021

Kesalahan MPASI Berujung Drama

 

Salah dalam pemberian MPASI pada anak bisa berakibat fatal



Sebetulnya, ini salah satu sejarah paling memalukan bagi saya. Juga pengalaman yang merontokkan anggapan bahwa punya anak banyak berarti, paham segala hal yang berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Termasuk soal pemberian MPASI.

Senin, 15 Maret 2021

Menghadapi Anak Late Bloomer, Ini Pengalamanku

 




Pernah mendengar istilah Late Bloomer, Mom? Istilah ini diberikan pada anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam proses perkembangannya. Dan, bagi kami, salah satu di antaranya adalah Syahid.

3 Waktu Yang Tepat Mencabut Gigi Susu Anak

 


Beberapa pekan yang lalu saya mengajak anak-anak ke puskesmas untuk mencabut gigi-gigi susu mereka. Mom tentu sudah  mengetahui,  bahwa gigi susu merupakan gigi sementara yang akan mengalami pergantian dengan gigi permanen atau gigi dewasa.

Gigi susu ini tumbuh pada anak yang berusia antara 6 hingga 2 tahun. Dan ketika anak berusia antara 6-7 tahun gigi seri dewasanya akan tumbuh dan berakhir ketika gigi geraham dewasa tumbuh  di antara usia 12-13 tahun.

Peralihan antara gigi susu dan gigi dewasa yang bersifat permanen mau tidak mau harus melalui proses tanggalnya gigi susu untuk memberi ruang bagi perumbuhan gigi dewasa.Tidak semua anak senang menghadapi peristiwa ‘penting’ ini. Terutama bila harus melakukannya di ruang dokter g:igi dengan aneka peralatan yang tampak menakutkan.

Tetapi, mau tak mau, setiap anak akan mengalami peristiwa tak terelakkan ini : “cabut gigi”. Terasa horor pastinya ya? Begitu juga yang dialami Zidna,  Arsyad dan Rabbani. Mereka dengan wajah tegang memasuki ruang prakter gigi. Baca juga :Jangan Takut Cabut Gigi di Puskesmas

Ternyata tidak semua anak bisa dicabut gigi susunya, seperti yang dialami Arsyad dan Rabbani. Tetapi Zidna tidak. Ternyata ada waktu yang tepat untuk mencabut gigi. 

Jadi, kapankah saat yang tepat untuk mencabut gigi susu anak?

1. Gigi goyang

Apa bila anak mengalami gigi susu yang goyang, itu pertanda gigi tersebut harus segera dicabut. Ketika menghadapi situasi seperti ini, Mom tidak perlu panik dan terburu-buru membawa anak ke dokter gigi. Kita bisa meminta pendapat anak, apakah ingin segera dibawa ke dokter,  atau berilah waktu agar gigi tersebut copot secara alami dan tidak menimbulkan trauma pada anak.

Bila kondisi gigi dan mulut secara keseluruhan aman, dan tinggal sedikit yang menempel, kita bisa kok membantu mencopot gigi tersebut dengan menggunakan kapas dingin.
Akan tetapi bila hanya goyang sedikit, seperti yang dialami Arsyad kemarin, dan ia mengeluh  saat makan, maka saya memilih membawanya ke dokter gigi..

2. Gigi Kesundulan 

Berbeda dengan Arsyad, gigi  dewasa Rabbani sudah tumbuh, sementara gigi susunya masih menempel dengan kuat. Gigi kesundulan ini pun menjadi alasan yang tepat untuk mencabut gigi susu anak, agar gigi dewasa tumbuh dengan baik pada tempatnya.

3. Gigi Abses

Melihat gigi anak yang kehitaman, kita tentu gregetan dan ingin segera mencabutnya, akan tetapi dokter gigi di puskesmas kemarin, tidak mau mencabut gigi Zidna yang kehitaman. karena  tidak goyang dan tidak ada masalah saat mengunyah makanan..

Menurut dokter, gigi dewasa Zidna belum siap tumbuh, dan masih membutuhkan gigi susu sebagai pemandu keluarnya gigi dewasa. Agar kelak gigi dewasa tumbuh rapi dan teratur. Gigi susu anak baru bisa dicabut jika gigi berlubang, sering mengalami bengkak dan mengganggu kenyamanan saat mengunyah, maka menghilangkan gigi abses lebih diutamakan. 

Nah, jadi tidak semua gigi susu yang hitam bisa kita cabut, ya, Mom. Dan, jangan lupa menjaga kebersihan gigi saat selesai makan dan sebelum tidur. Semoga artikel ini bermanfaat yaa...

Museum Geologi Bandung, Wisata Edukasi Murah Meriah

Museum Geologi Bandung, wisata edukasi murah meriah (dok.pri) Liburan  paling asyik jika diisi dengan acara jalan-jalan bareng keluarga. Ngg...