Minggu, 19 Juni 2022

Fiksimini Anak : Arumi Tak Suka Membaca

 

Kegiatan mewarnai sangat disukai anak disleksia (Foto : Fixabay)

Arumi Tak Suka Membaca

Oleh : Liza P Arjanto

Pagi itu Arsyad jengkel bukan main. Arumi, adiknya membongkar mobil-mobilannya. Bodi mobil dan mesinnya terpisah, baut berserakan di lantai. Memang sih, mobil-mobilan itu sudah lama tak pernah ia mainkan, ia lebih suka main game di laptop. Tapi,kan, merusak barang tanpa izin itu ...

“Nanti aku benerin lagi. Mas Arsyad tenang aja.”

Arumi selalu begitu. Setelah puas membongkar, Arumi akan memasang kembali mainan yang dibongkarnya seperti semula. Kadang Arsyad berpikir adiknya itu aneh. Hobinya membereskan lemari dan seprai kasur. Ia juga senang mewarnai buku gambar yang rumit. Melihat gambarnya saja Arsyad sudah merasa pusing, tapi Arumi tahan berjam-jam mewarnai buku itu.

Ada satu hal yang Arumi tak suka. Arumi tak suka membaca! Ia suka meledek Arumi karena belum bisa membaca.

*

“Ayo, Arumi waktunya belajar baca.” Ibu memanggil dari ruang tengah.

Arsyad mendengar suara adiknya mengerang. Mereka sedang asyik bermain lego. Tetapi ibu akan marah jika Arumi tidak menurut.

“Udah sana. Nanti Ibu marah loh.” Arsyad menyenggol adiknya.

Wajah Arumi cemberut.

“Jangan diberesin dulu. Aku masih mau main.” Arumi berdiri dengan malas dan melangkah ke luar kamar, menghampiri ibu yang sudah menunggu.

Arsyad bermain sendiri, rasanya tidak asyik. Telinganya mendengar ibu mengajari adiknya belajar baca. Kadang suara ibunya terdengar jengkel. Biasanya jika Arumi mengulangi kesalahan yang sama berulang kali.

Arsyad sering merasa heran, mengapa adiknya itu tidak bisa membaca. Padahal ia sudah duduk di kelas 2 SD. Seingatnya ia tidak pernah diajari ibu membaca seperti ibu mengajari Arumi. Ia bisa membaca dengan lancar setelah lulus dari TK. Ibu guru di sekolah yang mengajarinya.

Mengapa Arumi begitu sulit membaca?

Lamat-lamat ia mendengar ibu bertanya pada adiknya.

“Kenapa Arumi tidak mau membaca?” Ibu bertanya pelan.

“Pusing, Bu.”

“Apanya yang bikin pusing?” Ibu bertanya lagi.

“Hurufnya, Bu. Aku bingung. Suka ketuker-tuker.”

Arsyad tahu ibu sedang menghela napas. Diam-diam ia pun merasa sedih.

*

Disleksia.

Arsyad mendengarnya saat ibu berbicara dengan bapak. Sejak saat itu Arumi belajar baca dengan huruf-huruf yang ada gambarnya. Ibu sering meminta Arsyad untuk bermain susun kartu huruf dengan adiknya. Awalnya menyenangkan, tapi lama-lama membosankan. Sedangkan Arumi belum juga bisa membaca.

Kini Arsyad mulai tak suka tiap kali ibu memintanya menemani Arumi menyusun kartu. Sungguh membosankan.

“Arsyad, coba duduk di sebelah Ibu.”

Ibu tengah duduk di kursi panjang. Di depannya laptop menyala. Arsyad perlahan menghampiri ibu dan duduk di sebelahnya. Lalu ibu membuka Youtube.

“Ibu mau menunjukkan sesuatu. Alhamdulillah, kita punya Internet Keluarga. Internetnya Indonesia loh, milik Telkom Grup. Jadi kita bisa tahu banyak informasi yang kita butuhkan, termasuk tentang kesulitan Arumi membaca.”

Arsyad diam saja selama ibu bicara dan memilih-milih tayangan di Youtube. Matanya membaca semua tentang disleksia. Hingga akhirnya ibu mengklik satu video yang paling menarik.

Menonton dan mendengar penjelasan sederhana tentang disleksia membuat Arsyad mengerti kesulitan yang dirasakan adiknya. Ternyata selama ini ia salah duga. Ia mengira Arumi malas belajar dan...

“Arumi tidak bodoh loh." Ibu seakan membaca apa yang ia pikirkan. "Adikmu itu hanya kesulitan belajar. Nah, sekarang coba baca ini.”

Kali ini ibu mengklik artikel dan menyuruhnya membaca tokoh-tokoh dunia yang mengalami disleksia. Mulut Arsyad ternganga.

“Albert Einstein juga?”

Ibu mengangguk sambil tersenyum.

Arsyad meneruskan membaca nama-nama tokoh terkenal di dunia yang mengalami disleksia. Wow. Selain Albert Einstein, ada Leonardo Da Vinci, ada Mohammad Ali, ada Henry Ford, dan banyak lagi.

Mata Arsyad berbinar. Ia memandang ibu. Ibu mengelus kepalanya.

“Bantu Ibu mengajari adikmu ya. Ia perlu dibantu. Bukan diledek melulu.”

Arsyad mengangguk mantap. Ia berjanji akan berhenti mengolok-olok adiknya. Ia ingin adiknya bisa membaca. Agar mereka nanti bisa sama-sama menulis Cerita Tanpa Batas. Seperti cerita-cerita menarik yang ada di Cerpen IndiHome. Pasti seru rasanya.

Tamat.

Rabu, 25 Mei 2022

Lapak Puri Cendana, Membangkitkan Perekonomian Warga Perumahan

 

 

Lapak Puri Cendana, Membangkitkan perekonomian warga perumahan


Apa yang tidak membunuhmu, pasti akan menguatkanmu. Quote ini pernah saya baca, dan saya lupa, siapa yang pertama mencetuskannya. Tetapi, maknanya dapat saya rasakan dan pahami. Terutama pada saat menghadapi pandemi yang baru berlalu.

Tidak ada seorangpun yang tidak merasakan dampak yang ditimbulkan pandemi yang berkepanjangan. Hampir semua sektor kehidupan terkena imbasnya. Apalagi yang berkaitan dengan urusan dapur. Ya, kan?

Harga-harga yang melonjak tajam, sementara penghasilan terkoreksi besar-besaran. Klop! Kita semua paham, jika kondisi ini jika dibiarkan berlarut-larut, tentu akan menimbulkan dampak yang sangat besar. Tindak kejahatan akan menjadi-jadi. Dan, akan semakin banyak pula keluarga yang kehilangan rasa bahagia, karena emak-emak yang kebagian peran mengatur keuangan keluarga mengalami stres.

Pada titik inilah Lapak Puri Cendana, yang dimotori oleh Bapak Agis Sugiana, hadir. Seperti angin segar yang menawarkan solusi bagi warga perumahan yang ingin mendapatkan penghasilan. Melalui mekanisme jual-beli antara sesama warga. Dengan visi : Nambah saudara, Nambah rezeki.

Ini kabar baik! Kehadiran Lapak Puri  ini pun disambut hangat warga perumahan. Dalam waktu singkat ratusan pedagang juga pembeli terhimpun dalam grup whatsapp dan telegram. Yup. Berbasis bisnis online warga perumahan memanfaatkan internet keluarga untuk  bangkit dan menstabilkan perekonomian rumah tangga.Bisa dibilang internet menyatukan keluarga, khususnya keluarga besar Puri Cendana.

Dengan kehadiran lapak online ini banyak warga yang terinspirasi untuk mulai mencoba berjualan, terutama emak-emak. Dapur-dapur online pun mulai bermunculan. Menawarkan beragam produk   kepada warga yang tinggal di perumahan. Dari gorengan hingga masakan rumahan. Juga aneka barang yang mungkin dibutuhkan warga.

Saya salah satu yang mencoba berjualan makanan di Lapak Puri Cendana ini. Dengan mengusung nama Dapur MomaLiza, saya mulai merintis bisnis  dengan aneka menu rumahan. Pada masa yang sulit, hal ini sangat membantu  meningkatkan stabilitas keuangan keluarga. Alhamdulillah...

Dapur MomaLiza, bisnis kuliner rumahan yang tumbuh di masa pandemi

 

Selain membantu para pedagang, Lapak Puri Cendana juga memudahkan pembeli untuk memesan produk makanan dan barang lainnya dengan sistem antar. Sehingga pembeli tidak perlu repot-repot keluar rumah. Cukup pesan, dan pesanan akan diantar sesuai kesepakatan.

Banyak juga kejadian lucu sekaligus mengharukan bagi saya pribadi.

Ceritanya dalam satu kesempatan saya kebingungan mencari materai yang mendadak hilang dari peredaran. Entah karena ada issue kenaikan harga atau entah karena pada waktu yang bersamaan banyak orang tua yang membutuhkan materai untuk keperluan sekolah anaknya. Yang pasti, materai mendadak hilang dari peredaran.

Cukup jauh saya berputar-putar mencari materai di tempat-tempat fotocopy dan ATK hingga jauh dari perumahan, namun nihil. Di tengah rasa putus asa, saya bertanya di lapak online, ternyata responnya sangat cepat. Saya mendapat informasi, bahwa materai itu bisa dipesan melalui tetangganya. Bahkan ada di warung dekat rumahnya.

Cerita lainnya, ada warga yang kehabisan bensin, padahal harus segera mengantar anaknya ke sekolah. Seorang pedagang bensin dengan suka rela mengantarkan bensin ke alamat yang membutuhkan.

Banyak cerita lainnya yang membuat Lapak Puri Cendana tidak hanya sekadar menjadi sarana jual-beli, melainkan menjadi sarana untuk berbagi informasi dan tolong-menolong antar warga perumahan. Kehadirannya juga membuat tali silaturahmi terjalin dengan baik. Warga dari blok yang berlainan bisa saling kenal dan melakukan transaksi dengan aman.

Hal ini tentunya tak lepas dari ketersediaan internet keluarga, seperti IndiHome misalnya. Yang menjadi salah satu kunci dalam melakukan Aktivitas Tanpa Batas. Karena tanpa ketersediaan kuota internet, mustahil melakukan  transaksi jual beli yang berlangsung secara online melalui grup whatsapp dan telegram. 

Tak bisa dipungkiri, kehadiran internet keluarga memang menjadi solusi dalam banyak aktivitas keseharian kita. Memilih internet stabil dan WIFI cepat seperti yang dikeluarkan TelkomGroup, bisa membuat  hari-hari kita menjadi lebih cerah, apalagi jika  kita memiliki aktivitas bisnis online.

Dari sekian banyak hal positif yang dibangun Lapak Puri Cendana, alangkah baiknya bila aturan tata-tertib yang sudah dibuat ditegakkan dengan sungguh-sungguh. Misalnya dengan memberi sanksi skors yang cukup keras bagi penjual yang nakal. Karena jika tidak ditegakkan, akan banyak penjual dan pembeli yang merasa kecewa dan memilih untuk keluar dari lapak.

Semoga kedepannya Lapak Puri Cendana makin OK. Kesejahteraan merata. Semakin banyak pula warga yang terbantu, baik secara materi maupun moril. Selamat Hari Kebangkitan Nasional!

Sabtu, 19 Februari 2022

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay)


Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah.

Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai  praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa menyesuaikan diri.

Lulusan Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Padjadjaran yang menjabat sebagai direktur di Sekolah Amal Mulia Depok,  ini juga mengingatkan para orang tua untuk tetap mensuport gaya hidup anaknya, karena mereka digital native. Dunia mereka memang seperti itu teknologinya. Akan tetapi perlu adanya pengawasan orang tua. Orang tua harus menetapkan aturan untuk penggunaan gawai, terutama bagi anak-anak usia sekolah.

Perkembangan teknologi tidak akan berdampak buruk jika orang tua tidak melepaskan prinsip pengasuhan, yaitu dengan adanya aturan dan kehangatan dalam keluarga.

Ketika kebutuhan akan pengasuhan anak berjalan dengan baik, anak tidak perlu lagi sembunyi-sembunyi saat ingin bermain game. Orang tua pun tidak perlu memiliki kecemasan yang berlebihan saat melihat anak main game.

Anak-anak yang terpenuhi kebutuhan pengasuhannya dengan baik akan mampu menjadikan fasilitas internet andal yang dimilikinya untuk berkembang menjadi dirinya sendiri. Mengetahui apa yang diinginkan dan apa yang ingin dicapainya di masa depan. Bahkan ketika bermain game, ia akan bertanggung jawab dengan kegiatannya tersebut.

Yuk, mengenal LEAD by IndiHome

Akademi LEAD by IndiHome, dari player menjadi profesional


Untuk memfasilitasi anak-anak yang gemar Main Game, IndiHome meluncurkan Limitless ESport Academy (LEAD) pada tanggal 10 September 2021 silam. LEAD by IndiHome ini merupakan pusat pengembangan atlet eSport untuk komunitas dan antusias eSport Indonesia.

Di akademi ini, Mom, anak-anak yang hobi bermain game akan diarahkan agar tidak hanya menjadi player biasa, menjadi player karena hobi.  Melainkan dididik agar menjadi player yang bermain dengan mental olahragawan dengan mengusung konsep Athlete Enablement.

Ini tentu menjadi salah satu solusi bagi para orang tua yang memiliki anak yang hobi bermain game online. Akan tetapi aturan dan syarat untuk mengikuti LEAD by Indihome ini. Salah satu syaratnya adalah jika anak sudah berusia minimal 16 tahun.

Mengapa ada syarat minimal usia?

Ini tentunya agar di masa usia sekolah, anak telah mendapatkan hak pengasuhan yang tepat. Anak sudah memiliki konsep diri yang baik. Sehingga ketika mereka memilih untuk bergabung dengan akademi ini, dan Berlatih Tanpa Batas,  mereka telah memiliki batasan-batasan sendiri yang bermanfaat bagi masa depannya.

Akademi angkatan pertama dibuka untuk game League of Legends Wildrift.

Tahapan mengikuti akademi LEAD by IndiHome

Setelah melakukan registrasi dan memenuhi syarat pendaftaran, akan ada Tehnical Meeting, lalu kualifikasi. Setelah itu baru ada pembinaan fase 1, kemudian ujian penyaringan. Bagi peserta yang lolos ujian lanjut mengikuti pembinaan fase 2, dan terakhir gradution.

Telkom melalui  LEAD by IndiHome membantu kaum milenial yang gemar bermain game agar memiliki kesempatan berkembang dan menjadi profesional di bidangnya.

Hal ini dipaparkan Andrew Tobias kepada Republika (17/02/2022) dengan mengungkapkan rasa optimisnya, bahwa dengan dukungan Telkom bersama para akademia  LEAD by IndiHome dapat memberikan dampak positif bagi bangsa dan mengharumkan nama Indonesia di mata dunia melalui eSport.

Jika ingin tahu, Mom bisa melihat profil-profil player jebolan LEAD by IndiHome yang mendunia, salah satunya adalah  Dewa Fabian dariJakarta.

Profil akademia LEAD by IndiHome yang mendunia melalui eSport 


Mom, meskipun kita tidak bisa mensteril anak kita dari dunia game, namun kita bisa tetap bisa mendampingi mereka agar mereka bisa mendapatkan manfaat positif dari hobi mereka. Kuncinya adalah pengasuhan dan kasih sayang yang cukup bagi buah hati kita.

Selamat mendampingi para kesayangan.

 

 

 

Senin, 06 Desember 2021

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

 

Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay)


Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya.

Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak.

Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi aktivitas masyarakat luas. Terutama yang mengandalkan aplikasi yang terkena dampak akibat terbakarnya Gedung Cyber 1, yang berlokasi di Jalan Kuningan Barat Raya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/12/2021).

Meski tidak menimbulkan kesedihan yang mendalam, namun terasa cukup mengganggu. Gedung Cyber merupakan tempat penyimpanan server atau data center sejumlah perusahaan teknologi di Indonesia. Wajar saja jika mengakibatkan gangguan terhadap sejumlah aplikasi dan layanan teknologi. Salah satu yang terdampak adalah murid-murid sekolah, salah satunya anak saya, yang menggunakan aplikasi di mana sekolahnya menggunakan jasa penyelia di perusahaan yang menyimpan data di gedung tersebut.

Pada waktu yang sama, saya pun gagal melakukan beberapa  transaksi di aplikasi olshop. Padahal saat itu saya sangat membutuhkan layanan jasa aplikasi tersebut. Rasanya menjengkelkan karena beberapa hal menjadi terkendala akibat masalah yang tak terduga itu.

New Excitement, Satu Klik Bikin Semua Lebih Asyik


 

Tak bisa dipungkiri, kehidupan kita saat ini tak bisa lepas dari kebutuhan kita untuk berinternet. Baik untuk menjalin hubungan sosial, mencari informasi terkini tentang berbagai hal, bahkan untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tak terbayangkan rasanya hidup tanpa internet.

Saat ini kebutuhan berinternet jelas bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder. Melainkan menjadi kebutuhan primer setelah sandang, pangan dan tempat tinggal. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan internet membuat kita memiliki ketergantungan yang sangat tinggi. Semua hal seolah-olah bisa terpecahkan jika kita memiliki jaringan internet yang baik dan kuota internet yang cukup.

Menyadari tingginya kebutuhan masyarakat pengguna digital, IndiHome sebagai internetnya Indonesia, mengawali bulan ini dengan meluncurkan aplikasi myIndiHome versi terbaru dengan konsep new excitement, satu klik  semua jadi asyik.

Satu klik yang memudahkan penggunanya untuk memilih berbagai fitur yang dibutuhkan. Selain tampilan fitur yang menarik, kemudahan lain yang ditawarkan  adalah penjadwalan teknisi. Kemudahan ini membuat kita leluasa memilih waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Baik untuk pasang baru atau untuk perbaikan layanan. Selain jadwal yang fleksibel, kita pun bisa memantau progres pengerjaan teknisi dari mana pun melalui aplikasi, sehingga menimbulkan rasa aman dan bebas dari kekhawatiran.

Untuk Indonesia Lebih Baik, IndiHome memberikan diskon besar-besaran, khususnya bagi masyarakat yang ingin memilih Paket Pelajar, Pengajar dan Jurnalis. Yaitu mendapatkan promo biaya pasang baru yang semula senilai Rp500.000 menjadi Rp150.000. Selain paket tersebut, pelanggan akan mendapatkan cashback LinkAja senilai Rp100.000, khusus 1.000 pelanggan pertama akan mendapatkan merchandise menarik. Promo ini berlaku pada periode 1-31 Desember 2021.

Asyik kan?

Liburan panjang akhir tahun dengan aturan PPKM Level 3 yang akan segera diberlakukan rasa-rasanya tidak akan sanggup membuat kita terperangkap dalam kejenuhan. Jika ketersediaan paket internet tak lagi meresahkan. Dengan satu klik saja, digital bisa membuat hidup kita menjadi lebih asyik.

Museum Geologi Bandung, Wisata Edukasi Murah Meriah

Museum Geologi Bandung, wisata edukasi murah meriah (dok.pri) Liburan  paling asyik jika diisi dengan acara jalan-jalan bareng keluarga. Ngg...