Langsung ke konten utama

Memperbaharui Kartu Keluarga, Pentingkah?

 


Mengurus KK ke kantor desa


Sejujurnya, saya tidak ingin mengubah KK, Kartu Keluarga. Karena ada hal yang sentimentil berkaitan dengan sebuah nama.

Namun ada hal penting yang mau tidak mau memaksa saya memperbaharui Kartu Keluarga. Jangan sampai hanya karena hati yang belum siap --rasanya tak akan pernah siap -- membuat saya melakukan hal yang tak adil.


Yup, dengan berat hati akhirnya saya putuskan untuk mengganti Kartu Keluarga (KK).

Pangkal masalah ini bermula dari ketidaktahuan. Dulu, saya mengira tidak apa-apa menyingkat nama anak di kolom KK. Selama di akte kelahiran tertulis nama lengkap, maka secara hukum sudah sah untuk ijazah dan lain-lainnya.

Ternyata tidak.

Nama anak yang disingkat di KK akan berdampak pada ijazah dan kartu tanda penduduk (KTP), serta surat keterangan lainnya. Karena di dukcapil yang tercantum adalah nama sesuai dengan apa yang tertulis di KK. Ini terjadi pada salah satu anak saya.

Walhasil, saya pun harus segera mengubah singkatan M,  menjadi Muhammad, agar sesuai dengan akte untuk keperluan ijazah SMA anak saya.

Mengganti KK artinya memperbaharui data yang ada, disesuaikan dengan kondisi saat ini. Termasuk menghapus nama Muharik (anak saya yang sudah berpulang menemui Rabb-nya 2 tahun yang lalu).

Rasanya sesak.

Saya tahu, menghapus nama Muharik dari KK tak akan membuatnya hilang dari ingatan dan doa.

Namun, menyadari bahwa tak ada lagi namanya dalam daftar anggota keluarga, rasanya tetap menyisakan lubang dalam. Seolah-olah saya dipaksa untuk menghadapi kenyataan, bahwa Muharik sudah betul-betul pergi. Bukan hanya sekadar pergi.

Layanan Publik Yang Keren

Sedikit banyak saya terhibur dengan layanan publik yang cepat, tertib, dan mudah. Mengejutkan juga sih.

Jika sebelumnya saya membayangkan kerumitan prosedur dari tingkat kelurahan hingga kecamatan. Dari antrian yang padat dan semrawut, berjejalan di ruangan terbatas untuk menunggu antrian, seperti yang sudah-sudah, ternyata kali ini tidak begitu. 

Saya terkejut mendapati kantor desa yang buka tepat waktu. Jam 08.00. Tidak kurang, tidak lebih. 

Kantor desa buka tepat jam 08.00


Petugas kelurahan yang baru saja masuk kantor sesaat pintu dibuka itu langsung melayani keperluan saya. Setelah melihat surat pengantar dari RT/RW, petugas mengambil berkas untuk membuat KK. Mencoret-coret beberapa kolom, dan meminta saya melengkapi kolom-kolom kosong yang tersedia.

Hanya butuh waktu sekitar 5 menit saja di kantor kelurahan. Oya, saya sengaja datang pagi. Sebelum kantor desa dibuka, jadi dapat  antrian no. 1. Namun, jika melihat kesigapan petugas kelurahan, saya yakin tidak akan banyak antrian di belakang.

Setelah mengisi sendiri berkas-berkas pengajuan KK baru dari kelurahan, saya pun melanjutkan perjalanan menuju kantor Kecamatan Tambun Selatan berjarak sekitar 6-7 Km dari rumah saya.

Hari masih pagi, baru jam delapan lewat. Jika sebelumnya antrian sudah berjubel di ruang tunggu ataupun di halaman, kali ini tidak.

Tidak ada antrian yang mengular. Tidak ada desak-desakan di ruang tunggu.  Kantor kecamatan tampak lengang dan cenderung sepi.

Saya bahkan sempat mengira, kantor kecamatan tutup jika tidak melihat pintu yang terbuka.

Setelah masuk, beberapa langkah dari pintu, ada meja resepsionis. Bapak-bapak  petugas menanyakan keperluan saya. Setelah memberikan nomor urut, bapak petugas langsung mengarahkan ke loket mana saya harus menuju.

Saya dapat antrian No. 11. Tapi di loket yang saya tuju hanya tampak kursi-kursi kosong berjejer rapi. Hanya ada satu orang yang tengah sibuk melengkapi isian berkasnya. Saya langsung mendapat giliran maju untuk menyerahkan berkas. Oya, seperti di kelurahan, petugas di kecamatan pun tak kalah sigap. Jumlahnya pun jauh lebih banyak. Tak heran jika tak ada antrian yang memusingkan kepala.

Penting untuk diketahui,  ketika kita ingin mengganti KK, selain berkas-berkas dari kelurahan yang sudah diisi lengkap, kita juga harus membawa kelengkapan data diri.

Kelengkapan data diri yang harus dibawa, yaitu

1. Fotokopi KTP (Suami-isteri).

2. Buku nikah asli dan fotokopi.

3. KK asli (sediakan juga fotokopian KK, untuk jaga-jaga)

Setelah semua lengkap dan selesai diperiksa, petugas kecamatan kemudian memberikan nota, berisi tanggal kapan waktu mengambil KK tersebut. Yaitu, 2 pekan mendatang.

Selesai. Hanya beberapa menit waktu yang dibutuhkan untuk mengurus KK. 

Secepat itu. Setertib itu pelayanan publik di masa sekarang. Kabar baiknya lagi, semua layanan masyarakat itu gratis. Tidak ada pungutan apapun dari tingkat RT/RW hingga kecamatan. Alhamdulillah....

Semoga bermanfaat.


Kantor Desa Sumberjaya Tambun Selatan Bekasi




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak