Langsung ke konten utama

Monas, Wisata Edukasi Murah Meriah


Monas, wisata edukasi yang murah meriah (dok.pri)

Konvoi kendaraan roda dua beriringan menembus gerimis tipis menuju stasiun Tambun. Rombongan emak-emak ini berencana mengadakan wisata edukasi murah meriah menuju Monas di Jakarta, untuk mengisi liburan sekolah anak-anak.

Monas memiliki daya tarik tersendiri. Berdiri tegak dengan lidah api keemasan yang mengagumkan, memandangnya dari kejauhan, rasanya tidak akan pernah cukup. Apalagi sebagai penduduk dari Planet Bekasi, yang jaraknya 'hanya' selemparan batu dari ibukota, rasanya amat lucu jika anak-anak tidak pernah sekalipun mengunjungi monumen perjuangan ini.

Itu alasan pertama.

Alasan kedua,  naik KRL dari St. Tambun menuju Monas, adalah pengalaman berharga yang kelak akan menjadi kenangan indah saat anak tumbuh dewasa. Harapannya sih seperti itu.

Alhamdulillah. Sesuai ekspektasi, perjalanan itu memang seru. Meski berdempet-dempetan di KRL. (Ya maklum, namanya juga moda transportasi rakyat. Tiket bolak balik St. Tambun ke kota cukup top up tiket 10K per orang. Bisa juga menggunakan e toll)

Selain itu juga ada beberapa kejadian --yang jika diingat-- terasa lucu. Misalnya saat salah naik kereta. Dan berjalan kaki jauh dari St. Gondangdia menuju Monas, akibat kurangnya informasi. Namun karena beramai-ramai, dan banyak melihat hal-hal baru, perjalanan itu terasa menyenangkan bagi anak-anak.

Pengalaman pertama naik KRL (dok.pri)


Sesampainya di Monas. Rasa lelah itu seakan  terbayar lunas. Disambut deretan kios-kios souvernir yang berjejer rapi  menawarkan aneka suvenir dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik,  membuat hasrat belanja menggebu-gebu. Kalau nggak nahan diri, bisa kalap. Serius.

Memasuki taman Monas adalah memasuki ruang terbuka hijau yang bersih dan asri. Pohon-pohon yang terawat (ada plang nama disetiap pohon, membuat anak-anak belajar mengenal ciri-ciri khas pohon tersebut).

Rumput-rumput yang terpangkas rapi, tempat-tempat sampah yang tidak sulit ditemukan, serta petugas kebersihan yang tak malas bekerja, membuat kebersihan area taman terjaga.

Bersantai ngobrol di bawah pohon-pohon rindang saja sudah demikian menyenangkan rasanya. Namun perjalanan tidaklah lengkap jika tidak memasuki  Monumen Nasional yang mengagumkan itu.


Salah satu hal menarik yang membuat anak-anak antusias dalam perjalanan. (Dok.pri)


Untuk memasuki monumen pengunjung tak perlu berjalan kaki terlalu jauh. Cukup berdiri tertib menunggu kereta wisata yang datang menjemput di halte yang disediakan. 

Satu kereta memiliki 3 gerbong gandeng yang setiap gerbongnya bisa menampung hingga 20 pengunjung. Kenyamanan terjaga karena setiap penumpang harus mendapatkan kursi dan tidak boleh berdesakan di dalam gerbong.

Oya, kereta wisata ini, free, alias gratis, hanya untuk pengunjung yang ingin memasuki museum. Bukan untuk berkeliling. Keren ya fasilitasnya?

Tiket  Masuk Monas Murah Meriah

Meski awalnya saya sudah memperkirakan tiket masuk ke museum Monas tidak mahal, namun tetap saja rasanya kaget ketika melihat harga tiket masuk yang terpampang di atas loket.

Anak-anak /Pelajar :Rp 2.000

Mahasiswa : Rp 4.000

Umum : Rp 5.000

Jika ingin naik ke atas menara (lidah api) harga tiket :

Anak-anak/Pelajar : Rp 15.000

Umum : Rp 20.000

Note : Jam kunjungan ke menara hanya dibuka dari jam 13.00-14.00.

Oya, jika datang dengan rombongan, biasanya akan ada guide tour yang akan menemani. Diawali dengan informasi tentang tinggi dan luas bangunan serta  menjelaskan perjalanan panjang Bangsa Indonesia ketika melewati diorama-diorama yang menarik,  guide tour juga akan membuka rekaman suara Bung Karno pada saat proklamasi 17 Agustus 1945.

Guide tour ini pun, free. Namun alangkah baiknya jika kita menyelipkan sekadar uang terima kasih atas inisiatifnya menemani dan memandu anak-anak selama berada di museum.

Monas, ikon perjuangan Bangsa Indonesia

Monas didirikan pada tanggal 18 Agustus 1946. Persis setahun setelah kemerdekaan RI. Sebagai monumen perjuangan rakyat Indonesia  yang telah berjuang meraih kemerdekaan.

Monas sendiri secara keseluruhan memiliki tinggi 132 meter. Lidah api terbuat dari tembaga yang dibalut emas  murni seberat 50 kg. Tinggi ruang museum 8 meter yang memiliki arti bulan ke-8 (Agustus). Serta lebar sisi ruang  45 meter, untuk menandakan tahun kemerdekaan 1945.

Museum Monas, berada di lantai dasar. Sebuah ruangan luas yang sejuk dan bersih. (Pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke dalam museum). Sepanjang sisi museum dipenuhi diorama-diorama menarik. Miniatur tiga dimensi yang melukiskan dengan indah sebuah kisah perjalanan sebuah bangsa.

Ada rasa haru yang menyelinap saat memperhatikan satu demi satu ruang kaca yang bercerita itu.

Diawali dengan sejarah manusia purba, berlanjut dengan kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara beserta tokoh-tokoh penting pada masanya, lalu bergerak ke sejarah datangnya bangsa asing yang menjajah Nusantara.

Kekuatan maritim kerajaan-kerajaan di Nusantara (dok.pri)

 Gajah Mada saat menyatakan Sumpah Palapa untuk menyatukan seluruh wilayah di Nusantara (dok.pri)


Diorama kemudian berkisah tentang perjuangan para pahlawan Nasional di setiap daerah. Lalu perjanjian-perjanjian yang kemudian lahir. Kedatangan Jepang.  Kemerdekaan yang diproklamasikan dan pengorbanan para pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Begitu juga momen-momen penting perjalanan bangsa Indonesia hingga akhirnya diakui negara lain, dan bergerak aktif mewujudkan perdamaian dunia.

Rekaman Suara Proklamator

Jika di lantai satu kita menyaksikan diorama-diorama yang memukau, maka di lantai dua kita akan mendengar suara rekaman pada saat Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi.

Rekaman ini tidak setiap saat diperdengarkan. Melainkan hanya pada saat-saat tertentu. Salah satunya jika ada rombongan yang tengah berkunjung. Saat itu biasanya guide tour akan membuka sebuah ruang khusus untuk memutar suara rekaman tersebut.
Bergaya di depan audio rekaman proklamasi (dok.pri)

Selain berisi audio rekaman suara Bung Karno, dinding di bagian tengah juga dihiasi lambang negara, Garuda Pancasila.
Foto bersama di bawah lambang negara (dok.pri)

Pada salah satu sisi, terdapat sebuah kotak besar untuk menyimpan duplikat bendera pusaka Sang Saka Merah Putih.

Pada sisi terakhir dari ke-4 sisi tiang Monas, ada relief yang terbuat dari emas.
Dan, ya, sudah dapat dipastikan itu lokasi yang tepat untuk berfoto bersama.

Foto bersama di bawah relief nusantara

Rangkaian perjalanan seru wisata edukasi murah meriah ini diakhiri dengan sholat dhuhur di mesjid Istiqlal, yang berada di sebelah Monas.

Saran, jika ingin berkunjung ke museum, sebaiknya di pagi hari. Saat  matahari belum menyengat, dan pengunjung belum terlalu padat.

Oya, special thanks tuk emak-emak D4/D5 yang sudah menggagas ide menarik ini dan membuat acara ini menjadi seru dan mengesankan.  Loveee...



 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak