Novel Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi (sumber : Google) |
Novel Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi ini merupakan karya fiksi yang menuturkan kisah raja-raja tanah Jawa, khususnya Kerajaan Majapahit, dengan cara yang sangat menarik dan tidak membosankan.
Diawali dengan pemberontakan Rang Kuti yang hampir menewaskan Prabu Jayanegara, Langit Kresna melukiskan karakter Gajah Mada dengan sangat kuat.
Buku seri pertama Gajah Mada yang berjudul Makar Dharmaputra ini, menggambarkan dengan baik tentang kecerdasan dan ketangguhan Gajah Mada.
Saat itu, kedudukan Gajah Mada masih rendah, hanya seorang bekel. Namun karena mengepalai pasukan khusus bhayangkara yang bertugas melindungi raja, ia bersama pasukan khusus mampu menghentikan pemberontakan Rang Kuti sekaligus menyelamatkan Sang Prabu.
Sayangnya di ujung cerita, setelah beberapa waktu memulihkan kondisi kerajaan, ibukota Majapahit yang rusak akibat pemberontakan Rang Kuti, Sang Prabu Jayanegara wafat akibat racun yang diberikan tabib istimewa.
Pada novel seri kedua, Langit Kresna menuturkan tentang kisah cinta dan intrik di sekitar istana terkait peralihan kekuasaan sepeninggal Prabu Jayanegara. Peran Gajah Mada semakin penting dengan dengan kepercayaan yang diberikan oleh Ibu suri Gayatri dan ratu kembar, Tribuana Tunggadewi dan Dyah Wiyat.
Seri kedua ini memiliki daya tarik tersendiri, karena lebih kental nuansa fiksinya. Para Sekar Kedaton digambarkan begitu manusiawi, lengkap dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Juga memiliki kisah cinta yang tak mudah. Imajinasi penulis berkembang begitu bebas, namun demikian, tetap berada dalam koridor sejarah.
Harta karun peradaban, serial Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi. (Dok.pri) |
Langit Kresna tentu melakukan riset yang tidak main-main, saat menuliskan kisah-kisah ini. Ada tanggung jawab moril, untuk menuliskan sejarah agar tak lenyap di belantara waktu dan ketidakpedulian generasi muda.
Pada novel ketiga Gajah Mada, Hamukti Palapa, Langit Kresna menuturkan tentang kemelut pemberontakan dan kemarau panjang yang menggelisahkan.
Kisah cinta para tokoh penting dalam setiap seri yang berkesinambungan menjadi pemanis dan membuat dada turut berdegup. Ini merupakan salah satu daya tarik novel ini, yang dituturkan dengan rapi dan manis, membuat pembaca seakan masuk ke dalamnya.
Peran Gajah Mada pun semakin penting, banyak keputusan penting yang diambil berdasarkan pemikiran Gajah Mada. Sehingga akhirnya, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih. Pada saat itu, terucaplah Sumpah Palapa. Bahwa Gajah Mada tidak akan bersenang-senang, sebelum seluruh wilayah Nusantara bersatu di bawah naungan Majapahit.
Dibawah kendali Mahapatih Gajah Mada, kerajaan Majapahit berkembang sedemikian luas. Kekuatan maritim yang dibangun Gajah Mada mampu menyatukan kerajaan-kerajaan dari timur hingga ke barat. Kecuali Sunda Galuh.
Perang Bubat, sejarah kelam akibat fitnah dan kerasnya ambisi Gajah Mada (dok.pri) |
Pada seri keempat Perang Bubat, Gajah Mada menemui kenyataan pahit, bahwa tidak semua hal bisa diraihnya. Kerja kerasnya menyatukan wilayah di Nusantara, berantakan karena ulah pengikut garis kerasnya yang menciptakan Perang Bubat.
Perang ini tidak hanya menyakitkan bagi kerajaan Sunda Galuh, melainkan juga menikam hati Hayam Wuruk dan rakyat Majapahit. Gajah Mada pun kehilangan jabatannya sebagai Mahapatih setelah 20 tahun berkuasa.
Dipecatnya Gajah Mada dari pentas pemerintahan, membuat pemberontakan-pemberontakan marak terjadi. Begitu juga gesekan-gesekan yang terjadi akibat perbedaan agama yang dianut masyarakat.
Gajah Mada menyendiri membangun padepokan yang jauh dari pusat pemerintahan. Membantu masyarakat sekitarnya untuk berkembang dan produktif.
Seri kelima ini juga dibayangi pembunuhan terhadap keluarga kerajaan sebagai bentuk balas dendam akibat meninggalnya Dyah Pitaloka beserta kedua orang tuanya dalam perang Bubat.
Sarat dengan tokoh-tokoh fiktif yang menarik, seri kelima yang berjudul Gajah Mada, Madakaripura Hamukti Moksa ini ditutup dengan ending yang tak terduga. Secara keseluruhan, seri kelima ini adalah kompromi yang menyejukkan semua pihak.
Madakaripura Hamukti Moksa, seri terakhir yang kompromis dan menyejukkan (dok.pri) |
Selamat jalan Langit Kresna Hariadi, namamu abadi dalam karya. Semoga novel fiksi sejarah ini membawa kebaikan dan bermanfaat serta menjadi amal jariyah di negeri abadi. Aamiin
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)