Jumat, 17 Februari 2023

Ciri-ciri Dan Karakteristik Orang-orang Yang Terluka, Menurut Salim A Fillah

Ciri dan karakteristik orang yang terluka, menurut Salim A Fillah (Foto : Unsplash)

Sebagai makhluk sosial, kita tentu tak bisa lepas dari interaksi sosial baik dengan masyarakat luas, atau pun circle terkecil, yaitu keluarga.

Dalam membina hubungan, tak jarang kita bersentuhan dengan pribadi-pribadi yang unik, salah satunya, orang-orang yang terluka.

Yaitu, orang-orang yang memiliki luka batin atas suatu peristiwa yang pernah dialaminya di masa lalu.

Bicara tentang orang-orang yang terluka, Salim A Fillah menuliskan dengan panjang lebar (dan menarik) di dalam bukunya, Dalam Dekapan Ukhuwah.

Berikut cuplikan yang khusus membahas tentang orang-orang terluka.

Kesalahan terbesar dari orang-orang terluka adalah mereka tak segera menyembuhkan luka lamanya. Telusukan (penyebab luka) yang mengganggu itu dibiarkan. Jadilah orang-orang yang terluka itu sebagai mereka yang enggan berubah.

"Orang terluka," kata John C Maxwell, "Juga sulit menerima kegagalan."

Semua ketidakberesan dalam kehidupan yang sebenarnya bersumber dari lukanya tak disikapi sebagai pelajaran berharga.

Dia selalu menemukan orang, pihak, kelompok, benda atau apapun yang menurutnya telah menjadi sebab dari segala kepahitan. Telusukan itu masih ada di sana. Mengeram dalam diam namun mendatangkan kuman-kuman.

Orang terluka kurang suka membahas persoalan. Mereka tak tertarik untuk memperbincangkan akar masalah. Yang mereka tahu, hanyalah bahwa mereka kesakitan. 

Rasa tersiksa itu disebabkan seseorang telah menyentuh luka mereka, entah dengan cara apa.

Mereka selalu memandang dirinya sebagai korban. Rasanya pedih.

Dan bagi mereka, orang-oranglah yang salah. Selesai.

Lebih lanjut, orang terluka tak terlalu suka belajar dari lain. Itu akibat dari menganggap orang lain bersalah dan menyakiti dirinya. Dia juga enggan bertindak. Tak bergairah melakukan sesuatu untuk menghadapi berbagai masalahnya dan memecahkannya.

Ya.

Karena dia menganggap semua itu bukan salahnya.

(Hal 151-153)

Lebih lanjut Salim A Fillah menjelaskan bahwa orang-orang yang terluka itu memiliki karakteristik khas.

Dalam Dekapan Ukhuwah, karya Salim A Fillah

Berikut ciri-ciri dan  karakteristik orang-orang terluka menurut Salim A Fillah :

1. Orang terluka umumnya hanya memiliki palu dan menganggap semua hal adalah paku.

Ciri-cirinya :
  • Mereka sering bertindak sebelum mengetahui gambaran persoalan dengan utuh sehingga mereka salah waktu dan salah cara dalam merespon sesuatu.
  • Seringkali mengungkit masa lalu. Dalam pembicaraan mereka suka menyakiti sesama dengan menyebut ulang kesalahan dan kekhilafan yang dilakukan orang lain.
  • Suka memperburuk keadaan dengan memberikan reaksi berlebihan. 
  • Pemilik palu beranggapan bahwa situasi jauh lebih penting daripada hubungan. Misalnya, memenangkan debat jauh lebih penting daripada menjaga agar hati seorang kawan tak tersakiti.

Apakah kita memiliki ciri-ciri di atas? Semoga kita bisa membuang palu dari dada kita, dan meraih hati orang-orang yang kita sayangi. Aamiin...

2. Orang terluka enggan berubah.

Mereka memilih menikmati dan memelihara lukanya. Lalu menampilkan rasa sakit dengan segala cara. 
Sulit menerima kegagalan, tak tertarik untuk memperbincangkan akar masalah, serta tak suka belajar dari orang lain.

Mereka fokus dengan rasa sakit dan menyalahkan orang lain yang menyebabkan munculnya rasa pedih setiap kali tersentuh --- entah dengan cara apa.

Mereka selalu merasa menjadi korban atas segala kondisi yang menimpanya.

3. Pengeluh yang fasih dan penuh penjiwaan.

Jika orang-orang mukmin mengeluh hanya kepada Allah, seperti Ya'qub dalam Surat Yusuf ayat ke-86 berkata, "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya."

Sementara orang-orang terluka, suka mengeluh kepada manusia. Padahal, sembarang mengeluh itu berbahaya.

Nah, Sahabat Moma, semoga kita terhindar dari sifat-sifat di atas. Minimal, jika ada dalam diri kita karakteristik tersebut, kita bisa berusaha mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk yang nyata-nyata  membahayakan  orang-orang di sekitar kita. 

Untuk membina hubungan dengan orang-orang yang kita sayangi, buanglah palu dalam diri kita. 
Jangan pula menjadi landak yang suka menebar duri tubuhnya untuk melukai orang lain.  Nauzubillah min dzalik...


2 komentar:

Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)

Museum Geologi Bandung, Wisata Edukasi Murah Meriah

Museum Geologi Bandung, wisata edukasi murah meriah (dok.pri) Liburan  paling asyik jika diisi dengan acara jalan-jalan bareng keluarga. Ngg...