Siti Salamah, Mengolah sampah meningkatkan kualitas para pemulung (Foto: Dok. SATU Indonesia) |
Sampah selalu menjadi persoalan
klasik hampir di semua daerah. Tumpukan
sampah menjadi pemandangan yang tak asing kita dijumpai. Tingginya penggunaan plastik
menjadi salah satu pemicu menggunungnya sampah di tempat-tempat penampungan
sampah.
Dari Data Sistem
Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup
tahun 2023 mencatat timbunan sampah di 367 kabupaten/kota se-Indonesia sebanyak
38,3 juta ton/tahun. Penanganan sampah per kabupaten/kota hanya 48% atau
sekitar 18,4 juta ton/tahun. Sampah tidak terkelola sebanyak 14,7 juta ton/tahun.
Bandingkan dengan tahun 2022, sampah yang belum terkelola ‘hanya’ 7,2 ton/tahun.
Miris ya…
Siti Salamah, salah satu
aktivis sosial yang resah melihat fenomena ini. Ia memikirkan bagaimana caranya
mengurangi sampah, khususnya limbah plastik agar bumi bisa bernapas dengan
baik. Karena, persoalan sampah bukan hanya masalah pemerintah, melainkan
masalah bersama.
Faktanya, masyarakat seolah
tak peduli dengan menggunungnya limbah plastik. Sedikit sekali anggota masyarakat
yang peduli terhadap sampah plastik, dari yang sedikit itu, salah satunya
adalah pemulung. Itu pun lebih karena faktor ekonomi.
Keprihatinannya kian
menjadi saat menyadari keberadaan pemulung tidak pernah dihargai oleh masyarakat. Pemulung menjadi warga tersisih dalam lingkungan. Padahal menurutnya, aktifitas yang dilakukan pemulung sangat membantu dalam
menangani membludaknya sampah-sampah plastik, baik yang ada di lingkungan
perumahan, maupun di tempat penampungan sampah.
Pemulung memilah sampah
plastik lalu memanfaatkan sampah tersebut dengan menjualnya ke pengepul untuk
didaur ulang, sehingga menjadi bahan yang memiliki nilai manfaat bagi manusia. Aktivitas
pemulung inilah yang membuat Siti Salamah menyematkan pemulung sebagai pahlawan
yang tak terlihat.
Kepedulian Siti Salamah Terhadap Para Pemulung
Meningkatkan taraf hidup pemulung (Foto : FB Siti Salamah) |
Sebagai perempuan yang
tumbuh dengan rasa kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, Siti
Salamah ingin membantu para pemulung untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
Maka, sejak tahun 2015, Siti aktif melalukan pembinaan-pembinaan kepada para
pemulung di lingkungan sekitar tempat tinggalnya di Tangerang Selatan, Banten.
Dalam pembinaan tersebut
Siti fokus pada masalah yang ada di kampung pemulung. Mulai dari masalah
ekonomi, sosial dan pendidikan. Karena masalah tersebut tidak bisa dipisahkan,
namun saling mempengaruhi satu sama lainnya.
Waste Solution Hub
Pada tahun 2018, Siti mulai
membangun WasteHub (Waste Solution Hub) untuk lebih meningkatkan pemberdayaan pemulung dan
pengelolaan lingkungan. WasteHub, yang digagas Siti merupakan
kewirausahaan sosial yang berfokus pada
pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular di daerah urban, dengan pendekatan sistem
teknologi terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak.
Dalam aktivitasnya Siti
memberikan berbagai keterampilan yang dimilikinya, agar para pemulung bisa meningkatkan nilai jual sampah plastik
yang dikumpulkannya, dengan tidak menjual satu ke pengepul.
Selain itu, dengan
keterampilan yang diajarkannya para pemulung binaannya bisa mengolah sampah plastik
menjadi bahan baku untuk menghasilkan barang yang bermanfaat dan memiliki nilai
jual yang jauh lebih tinggi. Untuk memudahkan pemasaran, Siti membantu
memperluas jaringan para pemulung.
Selain meningkatkan taraf
hidup, Siti juga membantu meningkatkan pendidikan bagi anak-anak para pemulung,
baik dengan pendidikan agama maupun dengan
memberikan pendidikan gratis kepada anak-anak yang putus sekolah di kampung
pemulung.
Produk daur ulang WasteHub ( Foto: FB Siti Salamah) |
Melalui WasteHub langkah Siti
Salamah semakin mantap. Bersama pemulung
binaannya, Siti mulai memberikan edukasi kepada warga sekitar untuk memilah
sampah-sampah rumah tangga. Sampah yang sudah dipilah, dikumpulkan dan
ditimbang untuk kemudian dijual. Hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial yang
ada dalam kegiatan lapak pemulung WasteHub.
Jangan salah, aktivitas
warga yang sederhana ini, ketika pandemi lalu mampu menghasilkan 3000 paket
sembako untuk dibagikan kepada para pemulung yang ada di Jabodetabek, bahkan
hingga ke Pandeglang. Luar biasa, kan?
Meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards 2021
Hingga saat ini lebih dari 171 sukarelawan turut berpartisipasi dalam WasteHub. Sudah memberdayakan sebanyak 1.222 pemulung di wilayah Tangerang. Tidak sedikit dari pemulung itu yang dijadikan pembicara dan mentor bagi para relawan komunitas yang ingin belajar memilah dan mengolah limbah sampah, dan dibayar secara professional.
Gerakan WasteHub dalam memberdayakan
para pemulung ini akan terus digaungkan Siti. Agar target memiliki 10.000
pemulung dan meningkatkan pendapatan
pemulung sebesar 100%, serta mengelola 1.000 ton sampah per hari dapat terpenuhi.
Siti pun berharap, dengan
WasteHub, target menghasilkan lebih dari
1.000 produk daur ulang, dan mengembangkan 10 area pusat daur ulang di seluruh
Indonesia.
Semangat, Siti. Semoga langkah
kebaikan ini menciptakan beribu-ribu kebaikan lainnya.
Referensi :
https://sipsn.menlhk.go.id/sipnsn/
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)