Langsung ke konten utama

Postingan

Triana Rahmawati, Pendamping Orang Dengan Masalah Kejiwaan

Triana Rahmawati, Pendamping Orang Dengan Masalah Kejiwaan  (Foto : IG Triana Rahmawati)   Tak mudah menjalani hidup menjadi orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Stigma buruk yang melekat, membuat mereka tersisih dalam kehidupan. Mereka layaknya sampah yang mengganggu pemandangan. Kondisi ini membuat Triana Rahmawati prihatin.   Dalam sebuah wawancara bersama Republika, Jumat (6/1/2023), ia menyebutkan, bahwa sebagai anak sosiologi, yang berdekatan dengan rumah sakit jiwa dan tempat-tempat rehabilitasi, muncul keinginan dari dalam hatinya untuk berkontribusi bagi orang lain, sebagai orang yang belajar sosiologi. Gadis kelahiran Palembang, 15 Juli 1992 ini   amat menyadari, ia tidak mungkin mewujudkan keinginannya untuk berbagi kasih dan kepedulian kepada ODMK seorang diri, hasilnya tidak akan maksimal. Maka ia pun bersama teman-temannya memulainya dengan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat UNS. Mereka mengabdi pada Griya PMI dan menginisiasi untuk mel

SRI IRDAYATI, Mencetak Generasi Milyuner Masa Depan

  Sri Irdayati, mencetak generasi milyuner masa depan (Foto : viva.co.id) Jika ada orang yang terinspirasi dari salah satu tokoh kartun, maka salah satu diantaranya adalah Sri Irdayati. Sumber inspirasinya adalah Richie Rich, tokoh kartun anak kaya raya putra milyuner Amerika Serikat yang cerdas mengelola saham, namun tak kehilangan masa kanak-kanaknya.  Ketika itu, sebagai mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, ia pun menyadari bahwa status suatu negara di mata dunia tergantung kepada kondisi ekonomi masyarakat di negara tersebut. Negara disebut maju, atau tertinggal, tergantung pendapatan perkapita masyarakatnya.  Kondisi ini tentu tak lepas dari perkembangan dunia usaha. Semakin banyak peluang usaha yang tercipta, maka kondisi ekonomi masyarakat akan semakin membaik. Yang menjadi tantangan, apakah masyarakat siap meraih atau, bahkan, menciptakan peluang bisnis?  Menurut Irda, demikian perempuan kelahiran Pemangkat, 6 Juli 1985 ini

Ratna Indah Kurniawati, Jangan Ada Kusta di Antara Kita

  Ratna Indah Kurniawati, jangan ada kusta di antara kita (foto : dok. Ratna Indah)  Tak seorang pun ingin mengalami penyakit kusta. Penyakit yang disebabkan oleh Mycrobacterium Leprae ini tidak hanya bisa menyebabkan penyitasnya mengalami cacat tubuh, melainkan juga menghancurkan rasa percaya diri dan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang normal sebagai manusia. Sayangnya, penyakit kusta ini banyak menyerang   negara beriklim tropis, termasuk Indonesia. Dari data Kementrian Kesehatan tahun 2012 menunjukkan bahwa masih ada 14 provinsi di Indonesia yang belum berhasil melakukan eliminasi kusta. Di Jawa Timur, misalnya, jumlah kasus kusta baru pada tahun 2012 mencapai angka 4.807 jiwa. Tingginya angka tersebut salah satunya adalah dikarenakan pola hidup masyarakat yang kurang memperhatikan sanitasi atau kesehatan lingkungan, juga pengabaian masyarakat terhadap gejala awal penyakit kusta. Bercak pada kulit merupakan gejala awal kusta yang kerap diabaikan. (Foto : dok. Ratna In

Amilia Agustin, Ratu Sampah Sekolah

  Amilia Agustin, Ratu Sampah Sekolah (Foto : instagram @amiliaagustin)  Menumpuknya sampah di sejumlah titik di Kota Bandung menimbulkan kegelisahan tersendiri bagi seorang remaja berseragam putih biru, Amilia Agustin. Kegelisahan ini pula yang membuatnya tergerak untuk melakukan sesuatu, yang kemudian mengantarkannya menjadi Ratu Sampah Sekolah.  Tumbuh sebagai mojang Bandung, Ami, demikian nama panggilan remaja kelahiran 20 April 1996 ini, sungguh tak rela jika sampah yang menumpuk, mengubah citra Kota Kembang yang indah menjadi hancur. Namun, kenyataannya itulah yang ditemuinya hampir setiap hari saat berangkat ke sekolah. Salah satu titik gunungan sampah yang membuatnya prihatin, berada di pusat kota, Tegalega. Tempat dimana Monumen Bandung Lautan Api, ikon kotanya berada. Lokasi yang tak begitu jauh dari sekolahnya saat itu. Menyadari rasa prihatin saja tidaklah cukup, Ami memutuskan untuk bergerak. “Bergerak itu harus dimulai dari diri sendiri.” Demikian tuturnya mence